Sabtu, 22 November 2008

askeb

Tugas Dokumentasi Kebidanan
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN BBL FISOLOGIS

Dosen Pengampu: Christin Hiyana TD, SST













Disusun Oleh :









Disusun Oleh:
Dini Nur Amalina P.174.24.207.107
Herlina Mayangsari P.174.24.207.115
Melinda Anindita Y P.174.24.207.122
Rika Ernawati P.174.24.207.129
Weny Windastiwi P.174.24.207.136

CEMPAKA / REGULER





POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
PRODI KEBIDANAN MAGELANG
Jl. Perintis Kemerdekaan Tromol Pos 11 Magelang
2008
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY. ..... LAHIR JAM.........
di BPS ................................
Tahun 2008

I. PENGKAJIAN
Tanggal: Jam:
A. Anamnesa
1. Pengkajian biodata yaitu nama klien/ bayi, jenis kelamin, tanggal lahir dan tanggal masuk RS/ Ruang Perinatologi, umur bayi, dinyatakan langsung ke orang tua/ keluarga dan melihta data dicatatan medis RS. (Varney, 1997).
a) Nama
b) Tgl. Lahir
c) Jam
d) Tempat Lahir
e) Jenis Persalinan
f) Jenis Kelamin
Sama halnya dengan umur bayi, yaitu untuk menentukan pemeriksaan dan diagnose.
g) Umur bayi
Untuk menentukan pemeriksaan atau tindakan yang akan dilakukan dan untuk menegakkan diagnose.
2. Biodata Orang tua
a) Nama ibu
b) Umur
Umur ibu untuk menentukan apakah ia hamil terlalu tua atau terlalu muda. Menurut wiknjosastro (1997), umur ibu kurang dari 20 tahun lebih dari 35 tahun merupakan factor predisposisi kelahiran premature. Selain itu mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Sedangkan menurut manuaba (2001), semakin tua menjadi hamil, semakin besar pula kemungkinan menderita kelainan congenital, diantaranya sindrom down.
c) Agama
d) Suku/ Bangsa
Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh rasa atau suku bangsa. Bangsa kulit putih atau ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatic yang lebih tinggi dibandingkan bangsa Asia.
e) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua. Tingkat pengetahuan tersebut mempengaruhi sikap atau perilaku kesehatan seseorang.Menurut wiknjosastro (1997), tingkat pengetahuan ibu yang rendah memperbesar kematian perinatal.
f) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan orang tua terhadap permasalahan kesehatan yang mungkin terjadi pada bayi.
g) Alamat
Ditanyakan dengan maksud untuk mempermudah hubungan bila diperlukan dalam keadaan mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut, maka bidan mampu mengetahui tempat tinggal orang tua bayi dan lingkungannya.

3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu menyatakan belum pernah /tidak sedang menderita kronis, infeksi dan penyakit menular, tidak ada riwayat keturunan kembar.
Riwayat kesehatan dan kebiasaan ibu, ditanyakan langsung kepada klien dan keluarganya, antara lain:
Kardiovaskular:jantung,hipertensi,stroke
Darah:anemia,gangguan pembekuan darah
Sistem pernafasan:asma,TBC
Sistem endokrin:DM, pemyakit tiroid/kelenjar gondok
Sistem urogenital:ISK,infeksi ginjal,PMS
Hepar: hepatitis B
Sistem saraf:Epilepsi,kejang non epilepsi
Sistem imun:alergi obat/makanan
Infeksi lain:malaria
Sistem Reproduksi:tumor,kanker organ reproduksi
Penyakit jiwa:Depresi kecemasan berat
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak istri/ suami tidak ada yang menderita penyakit kronis, infeksi dan penyakit menular, tidak ada riwayat keturunan kembar.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan bayi. Misalnya, dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular ada yang menderita TBC atau adanya riwayat penyakit keturunan seperti asma yang dapat mengganggu kesehatan bayi.
4. Riwayat Perkawinan Orang Tua
Bayi lahir dalam status perkawinan ( sah/ tidak sah). Orang tua menikah ( berapa kali), lama perkawinan, usia ibu saat menikah , usia ayah saat menikah.
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan bayi . Apakah bayi dilahirkan dalam status perkawinan yang sah ataukah bayi yang tidak diharapkan karena lahir di luar nikah.
5. Riwayat obstetri
a) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
Ditanyakan kepada klien tentang :
Th
Kehamilan
Persalinan
Nifas
H/M,Sehat / sakit, umur, meneteki, lamanya
ANC
Masalah
UK
Jenis persalinan
Penolong
L/P+ BB
Penyulit











b) Riwayat kehamilan sekarang
Hal ini harus di kaji yaitu tentang bagiamana perjalanan kehamilan yang terakhir ini.apakah ada masalah yang terjadi selama kehamilan misalnya eklamsi,pre-eklamsi,kelainan letak,perdarahan abnormal. Dalam poin ini juga harus ada riwayat ANC nya.
c) Riwayat persalinan sekarang
Pada riwayat persalinan ini yaitu berupa ringkasan dari mulai ibu datang sampai 2 jam postpartum
1) Tanggal, hari, jam ibu datang
2) Keluhan ibu saat datang, misalnya kenceng-kenceng
3) Kapan dilakukan VT dan harus dicantumkan hasilnya: yang meliputi: VUV, portio, pembukaan serviks, penipisan serviks, keadaan kandung kemih, presentasi, serta molase.
4) Kapan bayi lahir, berat badan, panjang badan, jenis kelamin, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
5) kapan plasenta lahir, bagaimana proses keluarnya (spontan/ manual plasenta), jumlah kotiledeon, panjang tali pusat, jenis insersi, dan beratnya.
Dikaji untuk mengetahui berapa usia kehamilan ini,berapa tahun jarak antara kelahiran ini dengan kelahiran sebelumnya,dimana tempat melahirkan,dimana lamanya melahirkan,cara melahirkan (spontan),juga riwayat anak yang dilahirkan mencakup : berat bayi sewaktu lahir,kelainan bawaan bayi,jenis kelamin bayi dan status bayi yang dilahirkan (hidup atau mati)
IDAI (2002) menjelaskan bahwa factor – factor resiko asfiksia neonatorum pada saat persalinan yaitu yaitu resiko sesaria ,persalinan forsep atau vakum,presentasi bokong atau abnormal lainnya ,persalainan kurang bulan,persalinan presipitatus,persalinan lama (>24 jam),kala II lama (2jam), janin badikardia,pola denyut jantung janin abnormal,anastesi umum,teteni uterus,pemberian narkotika dalam jangkawaktu 4 jam sebelum persalinan ,air ketuban bercampur mekonium,sokusio plasenta dan plasenta previa.
Menurut jumiarni (1995), pada periode intranatal masalah bayi disebabkan oleh adanya infeksi dan perlukaan saat lahir.Lebih lanjut Jumarni menjelaskan,bahwa disbanding dengan cara lain ,infeksi pada periode intranatal lebih sering terjadi. Kuman menulari janin dengan cara kontak langsung dengan daerah – daerah yang sudah dicemari kuman,misalnya:
1) Pada keadaan ketuban pecah dini ,kuman dari vagina masuk kedalam rongga amnion.
2) Partus lama dan sering dilakukan pemeriksaan vaginal yang tidak memperhatikan teknik aseptic dan anti septic memungkinkan masuknya kuman ke rongga vagina dan kemudian ke dalam rongga amnion
3) Pada ibu yang menderita gonorea ,kuman menulari janin pada saat janin melalui jalan lahir.
4) Pemotongan tali pusat yang tidak memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic memungkinkan kuman masuk melalui tali pusat dan bayi akan menderita tetanus neonatorum.

Masih menurut Jumiarni,masalah yang diakibatkan oleh perlukaan kelahiran dapat diuraikan menurut macam jaringan yang mengalami kerusakan,seperti :
(a) Perlukaan jaringan lunak,hal ini terjadipada persalainan yang mengunakan alat seperti cunam dan forsep serta karena bayi mengalami tekanan yang kuat pada waktu dilahirkan ,terutama pada persalinan lama.Perlukaan dapat berupa : eritema , petekie dan ekimosis pada perlukaan kulit, caput succedaneum, hematomasefalika, nekrosis kulit dan lain – lain
(b) Perlukaan susunan saraf .Perlukaan ini timbul akibat adanya tekanan atau tarikan yang kuat pada daerah tertentu yang terdapat susunan saraf misalnya : daerah leher,muka, ketiak , tulang belakang, dll.Perlukaan dapat mengakibatkan : brachial palsi (kelumpuhan daerah lengan atas ), facial palsi (kelumpuhan pada daerah muka ), Paralisis saraf frenikus (kelumpuhan cabang saraf leher ), kerusakan medulla spinalis (kerusakan di daerah sum – sum tulang belakang, paralisis pita suara ,dll.
(c) Perdarahan Intrarkranial.Kelainan ini sering ditemukan pada persalinan dengan CPD dan janin dipaksakan untuk lahir pervaginam.Selain itu juga ditemukan pada keadaan janin yang hipoksia atau asfeksia oleh berbagai sebab.
(d) Patah tulang. Dapat terjadi apabila terdapat kesulitan atau kesalahan teknik dalam melahirkan anggota gerak bayi.
d) Riwayat persalinan terakhir
Ibu merasakan mules dan his teratur dan mengeluarkan lendir darah dari vagina sejak tanggal ................... jam ...........
Bayi lahir ( spontan, vacum, sc) di ( rumah, rumah sakit, BPS) ditolong oleh ( bidan, dokter, dukun). Refleks bayi : ( bayi segera menangis, gerakan aktif, dan seluruh tubuh kemerahan. Umur kehamilan ( umur kehamilan pada saat persalinan).
6. Data psikososial
Yang di kaji dan di dokumenasikan pada riwayat psikologi ibu ini yaitu tentang respon atau penerimaan dari ibu terhadap bayinya,yaitu apakahibu menerima atau menolaknya .mengapa hal ini harus di kaji karena hal ini sangat berhubungan dengan kesejahteraan bayinya
Bayi dilahirkan dari perkawinan yang sah dan sangat diharapkan oleh orangtua.
Dalam keluarga tidak ada masalah.
7. Data Spiritual
Bayi dilahirkan dalam lingkungan yang agamis, atau dalam keluarga yang masih memegang teguh adat istiadat.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Minum:ASI :…….X…..perhari………..ml/hari
menurut Akre rata-rata kebutuhan air pada bayi adalah : usia 3 hari 80-100 ml/kg BB, usia 10 hari 125-150 ml/kg BB, usia 3 bulan 140-160 ml/kg BB.
Bayi menetek dengan lemah atau kuat
ASI : belum keluar, keluar belum lancar, sudah keluar lancar
b) Pola eliminasi
BAB :…………X ………….Perhari,Warna……….
frekuensi , bentuk dan warna mekonium : ....... ( hitam pekat, hijau, merah), waktu .......
BAK :…………X …………Perhari,Warna………..
frekuensi , waktu
c) Pola istirahat
Tidur siang :…………………..Jam
Tidur malam :…………………Jam
Masalah :………..
Sejak bayi dilahirkan , bayi langsung tidur dan sekalipun terbangun jika menetek, BAB, atau BAK.
d) Personal hygiene
Mandi :…………..X/hari
Ganti pakaian bayi :…………….X………….ganti popok……Xsehari
Bayi sudah dimandikan jam ..... , setiap BAK, pakaian bayi kotor atau basah pakaian bayi selalu diganti.
9. Data pengetahuan
a) Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang baik
b) Ibu sudah mengetahui tentang imunisasi dasar pada bayi yang tepat
c) Ibu sudah mengetahui tentang nutrisi yang baik untuk bayi
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a) Suhu
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksilla atau pada rectal. Hasil pengukuran pada axilla biasanya lebih rendah daripada hasil pengukuran perrektal. ( Jumiarni, 1995 ). Suhu tubuh yang normal menurut Hamilton ( 1995 ) dan PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ), yaitu 36,5-37,2 0C. sedangkan menurut jumarni ( 1995 ) suhu tubuh normal pada bayi baru lahir yaitu 36,5-37 0C. Semenara itu Doenges ( 2001 ) menjelaskan suhu normal pada BBL yaitu 36,5 – 37,50C.
b) Nadi
Denyut nadi yang normal pada BBL menurut Hamilton ( 1995 ) adalah 120-150 kali/menit, bayi dan terbantung pada aktifitas. Sedangkan menurut Doenges ( 2001 ) nadi normal pada BBL yaitu 110-180 kali/menit. Pendapat lain disampaikan PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ), nadi bayi normal yaitu 120-160 kali/ menit. ( Jumiarni, dkk, 1995 )
c) Pernafasan
Menurut Jumarni ( 1995 ) bayi normal mulai bernafas 30 detik sesudah lahir. Pernafasan dihitung dengan melihat gerakan bernafas pada dada atau perut. Selanjutnya, Hamilton ( 1995 ) ; Jumiarni ( 1995 ); Doenges ( 2001 ), pernafasan yang normal pada neonates adalah dari 30-60 kali/menit. Lebih lanjut, Doenges ( 2001) menjelaskan bahwa perlu diperhatikan adanya pernafasan cuping hidung, pernafasan mendengkur, krekels atau ronchi. Pendapat berbeda disampaikan PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ) bahea pernafasan normal pada BBL berkisar antara 40-60 kali/menit.

2. Antopometri
Menurut Jumiarni ( 1995 ) pengukuran pada bayi meliputi lingkar kepala ( LK ), lingkar lengan ( LL ) dan panjang badan ( PB ). Sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ), pengukuran tubuh saat lahir adalah sebagai berikut : lingkar kepala, lingkar dada, dan panjang badan.
a) Berat badan
Menurut Akrie tidak dianjurkan melakukan penimbangan Berat badan setiap sebelum dan sesudah menyusui. Penimbangan setiap haripun dilakukan hanya pada hari-hari pertama kehidupan untuk memantau asupan ASI. Dan bila perlu penimbangan mingguan dilakukan untuk mendeteksi permasalahan gizi dan untuk melakukan tindak lanjut sedini mungkin. Menurut Jumiarni ( 1995 ) dan Doenges ( 2001 ) ; PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ), berat badan (BB) normal pada BBL yaitu 2500-4000 gram. sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ) BB normal BBL berkisar 2700-4000 gram.
Menurut Doenges ( 2001 ), pada BBL terjadi penurunan BB awal sekitar 5-10 %. Sedangkan pendapat Akrie ( 1994 ), kehilangan BB sebesar 5-8 %. Pada BBL biasanya terjadi pada beberapa hari pertama kehidupan
b) Panjang badan
Menurut Jumiarni ( 1995 ) pengukuran panjang badan diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, ukuran normalnya yaitu 48-50 cm. sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ) ukuran normal panjang badan yaitu 48-53 cm. sementara itu. Doenges ( 2001 ) menyebutkan panjang badan normal BBL yaitu 44-55 cm.
c) Lingkar dada
Menurut Jumiarni ( 1995 ), lingkar dada diukur dari dada ke daerah punggung kembali ke dada melalui putting susu, normalnya 32-34 cm. Sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ), ukuran normalnya 30,5-33 cm.
d) Lingkar Kepala
Menurut Hamilton ( 1995 ), ukuran normal linkar kepala pada BBL yaitu 31-35 cm. Sedangkan menurut Doenges ( 2001 ) lingkar kepala normal BBL yaitu 32-37 cm. Sementara itu. Menurut Jumiarni ( 1995 ) lingkar kepala dibagi menjadi beberapa, antara lain cirkumferentia fronto-ocipitalis 34 cm, cirkumferentia mento occipitalis 35 cm, cirkumferentia suboccipito-bregmatika 32 cm, dan cirkumferentia submento-bregmatika 32 cm.
e) Lingkar Lengan
Menurut Jumiarni ( 1995 ), pengukuran lingkar lengan dilakukan pada daerah lengan atas. Ukuran normalnya yaitu 10-11 cm.
3. Pemeriksaan Fisik Bayi
a) Kepala
Ubun-ubun : terdapat dua ubun-ubun yaitu ubun-ubun besar (UUB) dan ubun-ubun kecil (UUK) yang pemeriksaannya harus dengan palpasi, kadang-kadang terdapat daerah yang lunak pada tulang parietal dekat sutura ( kraniotabes ) yang biasanya akan hilang sendiri. Sutura merupakan lekukan atau garis yang menghubungkan antar tulang kepala. Moulage adalah tulang parietal yang saling berhimpitan ataupun saling menumpuk dengan tulang oksipital dan frontal yang akan menghilang sendiri setelah beberapa hari setelah lahir.
b) Mata
Dikaji adanya tanda-tanda infeksi, contohnya pus. Observasi lebih ditekankan pada konjunctiva, apakah pucat, kering atau tampak bitot.
c) Hidung
Dikaji adanya tanda-tanda infeksi, contohnya pus. Observasi lebih ditekankan pada konjunctiva, apakah pucat, kering atau tampak bitot.
d) Mulut
Observasi bibir dan rongga mulut, apakah bibir kering atau pucat. Bibir dan langit-langit periksa adanya sumbing. Reflek hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat bayi menyusu.
e) Telinga
Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala. Menurut Doenges ( 2001 ), telinga yang normal bagian atas telinga harus sejajar dengan bagian dalam dan luar kantung mata ( telinga yang tersusun rendah menunjukkan abnormalitas genetic ).
f) Leher
Periksa adanya pembengkakan atau benjolan
g) Dada
Bentuk, putting, bunyi nafas, dan bunyi jantung harus dikaji dalam pemeriksaan ini. Pernafasan BBL biasanya diafragmatik, suara pernafasan broncovesikuler. Kadang-kadang dapat didengar ronkhi pada akhir inspirasi yang panjang ( misalnya pada waktu menangis ). Batas jantung agak sukar ditentukan secara perkusi karena variasi bentuk dada. Seringkali terdengan murmur, tetapi ini bukan berarti adanya kelainan jantung congenital.
h) Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, perdarahan tali pusat, lembek, ( pada saat tidak menangis ), dan benjolan. Hepar biasanya teraba, kadang-kadang Lien dan ginjal juga dapat teraba. Bila teraba tumor lain, perlu dilakukan pemeriksaan radiologis.
i) Genetalia
Pada bayi laki-laki pertama harus dikaji bagaimana keadaan skrotum apakah sudah turun atau belu. Kedua dikaji adakah kelainan bawaan pada alat kelamin tersebut. Ketiga periksa anus adakah kelainan bawaan atau tidak (atresia ani atau tidak). Pada bayi perempuan yang pertama diperiksa yaitu apakah vaginanya berlubang atau tidak, kemudian keadaan labia mayor dan labia minor dan yang terakhir yaitu anus (atresia ani atau tidak).
j) Punggung
Pembengkakan atau ada cekungan
k) Kulit
Terdapat verniks kaseosa, warna kulit kemerahan, tak ada pembengkakan atau bercak-bercak kehitaman, dan tanda lahir.



l) Sistem syaraf
Yang harus dikaji atau didokumentasikan adalah semua refleks pada bayi. Yang meliputi:
Refleks berkedip
Refleks rooting
Refleks menelan
Refleks ekstrusi
Refleks moro
Refleks melangkah
Refleks merangkak
Refleks tonik leher/fencing
Refleks terkejut
Refleks ekstensi silang
Refleks glabellar “blink”
Reflaks palmar graps
Refleks plantar grap
Refleks babinski
m) Ekstremitas
Yang perlu diketahui pada daerah ekstremitas yaitu apakah dapat bergerak dengan normal, tidak ada paralisis, dipegang tidak sakit karena fraktur dan apakah ada cacat bawaan misalnya syndactily atau polidactili Ibrahim (1993).Normal jumlah jari pada tiap ekstremitas adalah lima.
n) APGAR Score
Untuk mengetahui tingkat asfiksi yang dialami dan kemudian menentukan tindakan/ pertolongan yang sesuai, yaitu dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh sesuai keadaan.
Nilai apgar 1 menit : lebih/ sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
Nilai apgar 1 menit : 4 – 6 perlu bag and maskventilation
Nilai apgar 1 menit : 0 – 3 lakukan intubasi
Tabel Apgar (NA)

0
1
2
NA
1
2
Appearance (warna kulit)
Pucat
Badan merah, ekstremitas biru
Seluruh tubuh kemerahan


Pulse rate (frequensi nadi)
Tidak ada
Kurang dari 100
Lebih dari 100


Grimace (reaksi rangsangan)
Tidak ada
Sedikit gerakan mimik (grimace)
Batuk/ bersin


Activity (tonus otot)
Tidak ada
Ekstremitas sedikit flexi
Gerakan flexi


Respiration (pernafasan)
Tidak ada
Lemah/ tidak teratur
Baik/ menangis




II. INTERPRETASI DATA UNTUK MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan data – data yang telah dikumpulkan.
Bayi fisiologis lahir Ny. .............. umur ...............
Data Dasar
Bayi Lahir tanggal ...................... pkl....................
Data subjektif : Umur Kehamilan.........................
Data objektif : Apgar score...................
Tanda Vital...................
Masalah: (masalah yang terjadi pada bayi baru lahir)
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygine
Misal:
a. Diagnosa
Pada bayi baru lahir fisiologis , diagnosa yang muncul adalah Bayi baru lahir normal usia satu jam dengan data dasar :
1. Bayi lahir tanggal
2. Umur kehamilan 37 – 42 minggu
3. Apgar score 7 – 10
4. Tali pusat basah/segar
5. Pada kulit terdapat verniks caseosa
6. Berat badan 2500 – 4000 gram
7. Vital sign : R :30-50 x/menit, N :120-140x/menit, S:36,5oC – 37,5oC.
b. Masalah
1. Diagnosa masalah atau kebutuhan yang timbul antara lain :
a). Masalah pengaturan suhu tubuh/ thermoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat menjadi stress akibat perubahan suhu lingkungan terutama bayi dengan berat badan lahir rendah, karena sistem thermoregulasi yang belum sempurna dan juga cadangan lemak coklat (brown fat) yang dimiliki hanya sedikit sekali. Data dasar yang dapat ditunjukkan untuk mendukung masalah di atas antara lain : suhu perectal yang diukur secara kontinyu, inspeksi warna kulit (pucat, kebiruan/ sianosis), palpasi kulit : terutama daerah akral (dingin atau hangat).
b).Gangguan pada fungsi hati
Dapat ditunjukkan melalui adanya ikterus, warna kulit, warna sklera
c). Gangguan kebutuhan nutrisi
Masalah ini dapat timbul akibat refleks siap dan telan yang masih lemah pada bayi prematur.
d). Kebutuhan pemenuhan nutrisi
Kebutuhan ini dapat dicantumkan karena pada keadaan atau fase tertentu pada bayi baru lahir (misalnya pada bayi prematur atau pada periode tidur yang responsif 6 jam pertama kehidupan ekstra uteri). Bayi akan lebih banyak tidur sehingga apabila kebutuhan nutrisi yang tidak dikontrol dapat mengakibatkan kekurangan kebutuhan nutrisi yang dapat ditandai dengan hipoglikemi atau penurunan berat badan fisiologis lebih dari 10%.
e).Kebutuhan pemenuhan personal hygiene sehari-hari Kebutuhan pemenuhan personal hygiene dapat muncul dengan didukung oleh data seperti : adanya lanugo yang banyak, verniks kaseosa pada kulit terutama daerah lipatan, bayi sudah BAK dan BAB atau keadaan kulit yang kotor.

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL DAN MENGANTISIPASI PENANGANANNYA
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan upaya pencegahan. Sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial benar-benar terjadi. Pada BBL fisiologis, tidak terdapat diagnose potensial.
Hal- hal yang kemungkinan dapat terjadi meluhat dari data-data yang sudah diperoleh, antara lain;
a) Hipotermi
b) Hipoglikemi
c) perdarahan tali pusat
d) infeksi
Tindakan yang dilakukan
A. Pencegahan Hipotermi
1.Tempatkan bayi di ruangan yang hangat
2.Segera keringkan bayi dengan handuk yang kering dan bersih
3.Bungkus dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala, kaos tangan dan kaki
4.Menunda memandikan bayi sampai suhu stabil / 6 jam setelah lahir
B. Pencegahan Hipoglikemi
1.Memberi ASI sedikit sedikit sesering mungkin
2.Memberikan infus glukosa 10 % sebanyak 60-80 ml / kg BB / hr
C. Perdarahan Tali Pusat
1.Jepit tali pusat dengan penjepit tali pusat
2.Observasi jepitan tali pusat
3.Pemberian vitamin K per oral 1 mg / hr selama 3 hari


D. Pencegahan Infeksi
1.Perawatan tali pusat dengan kasa steril
2.Pemberian tetes mata eritromisin 0,5 % segera setelah lahir

IV MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA UNTUK MELAKUKAN KONSULTASI KOLABORASI
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dikonsultasikan dan ditangani secara bersamaan dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

V MENYUSUN RENCANA ASUHAN
Rencana (planning) yang akan dilakukan sesuai dengan situasi klien.
Pada langkah ini direncanakan asuhan secara komprehensif yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya dengan penjelasan rasional. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Rencana tindakan asuhan pada BBL fisiologis adalah sebgai berikut :
1.Observasi keadaan umum dan tanda vital
2.Stabilisasi temperatur
3.Rangsangan taktil
4.Pemberian ASI dini dan eksklusif
5.Penilaian reflek
6.Pemberian imunisasi
7.Memberikan KIE laktasi
8.Memberikan KIE imunisasi

VI PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN SECARA EFISIEN DAN AMAN
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian oleh anggota tim kesehatan lainnya. Pelaksanaan sesuai dengan rencana tindakan sesuai dengan kondisi pasien.

VIIMENGEVALUASI KEEFEKTIFAN ASUHAN YANG DIBERIKAN
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Hasil dari evaluasi akan digunakan sebagai data awal untuk menyusun langkah-langkah berikutnya, terutama bila terdapat diagnosa yang belum teratasi dengan tindakan yang telah diberikan. Evaluasi dilakukan dengan SOAP. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan bayi berdasarkan pelaksanaan rencana tindakan dengan langkah SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali bertemu dengan klien.
Metode 4 langkah yang dnamakan SOAP ini didapatkan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendkumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.
S : Subyektif :Apa yang dikatakan klien tersebut
O: Obyektif :Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan,hasil pemeriksaan laboratorium
A: Analisa : Kesimpulan apa yang dibuat dari data-data subyektif atau obyektif tersebut
P: Plan : Apa yang diilakukan berdasarkan hasil pengevaluasian tersebut diatas.
SOAP dilakukan setiap kali melakukan pemeriksaan. Pada neonatus sebanyak 6 kali, yaitu usia 1 jam, 24 jam pertama, hari kedua, 1 minggu, 2 minggu, dan 4 minggu

2 komentar:

Andria mengatakan...

Thanks ya utk info askebnya...terus posting ya!!!!!

ikafe mengatakan...

materinya bagus ada gak materi yg power point posting lagi dunk