Sabtu, 22 November 2008

tugas

PERAWATAN NEONATUS
DARI IBU DIABETES

1. Pengertian
Bayi dari ibu diabetes adalah bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk bayi yang dikandung. Satu diantara 500-1000 wanita hamil adalah penderita diabetes, dan satu dari 120 kehamilan adalah gestasional diabetes (diabetes yang terjadi selama kehamilan). Angka mortalitas bayi dari ibu diabetes mencapai 5 kali morlalitas bayi normal.
2. Patofisiologi
Diabetes pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi yang dilahirkannya. Gangguan rersebut antara lain:
Hipoglikemia. Ibu diabetes akan mengalami hiperglikemia. Hiperglikemia ibu ini juga menyebabkan hiperglikemia pada janin (difusi melalui plasenta). Bila glukosa dapat berdifusi melalui plasenta, sebaliknya insulin ibu tidak dapat ditransfer ke janin. Hal ini menyebabkan pankreas janin terangsang untuk memproduksi insulin sendiri. Hasilnya adalah hiperinsulmemia pada janin. Segera setelah lahir terjadi pemutusan aliran darah ibu ke janin, akibatnya suplai glukosa dari ibu juga terhenti. Namun, insulin masih tetap diproduksi oleh pankreas bayi sebagai adaptasi terhadap kondisi hiperglikemia sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan hipoglikemia pada bayi yang baru lahir.
Makrosomia. Bayi dari ibu diabetes cenderung lebih besar dan montok daripada bayi yang lahir normal. Mekanisme yang menyebabkan janin ini tumbuh berlebih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, dari beberapa penelitian didapatkan ada korelasi positif antara tingkat hiperglikemia ibu dan tingkat makrosomia janin pada ibu yang tidak mengalami komplikasi penyakit vaskuler. Hal tersebut dimungkinkan karena hiperglikemia dan hiperinsulinemia pada janin secara bersama-sama dapat menyebabkan peningkatan sintesis glikogen, lipogenesis dan sinresis protein dalam tubuh janin. Sebagai hasil akhirnya, janin tumbuh subur/pesat pada semua tingkat usia kehamilan yang disebut large for gestational age (LGA).
Respiratory distress syndrome (RDS). Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tinggi mengalami RDS. Hal ini berkaitan dengan imaturitas paru sebagai akibat hiperinsulinemia janin. Hiperinsulinemia menghambat produksi surfaktan karena hiperinsulinemia memengaruhi perbandingan lesitin dengan spingomielin yang merupakan unsur utama pembentukan surfaktan.
Anomali kongenital. Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami cacat bawaan. Satu penelitian mengindikasikan bahwa kadar glikosilat hemoglobin yang lebih tinggi pada pasien non-gestasional diabetes yang berhubungan dengan adanya cacat bawaan yang umum seperti hidrosefalus. Kadar gula darah yang meningkat selama trimester pertama dihubungkan dengan banyaknya kelainan malformasi fetal, seperti kelainan jantung bawaan.
Hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia ini bisa terjadi dihubungkan dengan makrosomia, trauma kelahiran dan perdarahan akibat trauma kelahiran dan prematuritas (fungsi hepar imatur).
Hipokalsemia. Hipokalsemia ini akibat ketidaknormalan pada kadar kalsium ibu yang disalurkan pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu yang tinggi selama kehamilan (diabetes) direspons oleh janin. berupa hipoparariroid yang kemudian menyebabkan hipokalsemia.
Trauma lahir. Hal ini terjadi akibat tubuh bayi dari ibu diabetes yang melebihi ukuran normal sehingga sering terjadi penyulit pada proses persalinan.
3. Manifestasi Klinis
Bayi dan ibu diabetes dan bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan sering memiliki kesamaan yang mengherankan satu sama lain . Mereka cenderung besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan membesarnya organ dalam, mukanya sembab dan kemerahan (plethoric) seperti bayi yang sedang mendapat kortikosteroid. Namun, bayi ini berat badannnya bisa normal atau rendah, terutama jika mereka dilahirkan sebelum cukup bulan atau jika ibu menderita penyakil vaskular.
Bayi cenderung "gelisah"; gemetar, dan mudah terangsang selama usia 3 hari pertama, walaupun hipotonia, lesu, dan daya isap jelek dapat juga terjadi. Mereka mungkin menderita salah satu dari berbagai manifestasi hipoglikemia. Pemunculan dini tanda-tanda ini lebih mungkin dihubungkan dengan hipoglikemia dan pemunculannya yang lambat (belakangan) tampaknya diakibatkan hipokalsemia; kelainan-kelainan ini juga dapat terjadi bersamaan. Asfiksia perinatal atau hiperbilirubinemia dapat memperlihatkan tanda-tanda yang sama. Kadang-kadang, hipomagnesemia dapat disertai hipokalsemia.
Sekitar 75% bayi dari ibu diabetes dan 25% bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan menderita hipoglikemia , tetapi hanya sebagian kecil yang simtomatik. Kemungkinan bayi menderita hipoglikemia menjadi lebih besar dan kadar glukosa mungkin lebih rendah pada tali pusat yang lebih dekat ke plasenta atau kadar glukosa darah ibu sewaktu puasa. Biasanya, titik terendah kadar glukosa darah bayi dicapai antara 1 sampai 3 jam; penyembuhan spontan mulai pada umur 4-6 jam.
Banyak bayi dari ibu yang diabetes menderita lakipnea selama usia 5 hari, yang dapat merupakan manifestasi sementara dari hipoglikemia, hipotermia, polisitemia, gagal jantung, takipnea sementara, atau edema otak karena trauma lahir atau asfiksia. Bayi-dari ibu yang diabetes memperlihatkan insidens sindrom kegawatan pernapasan yang lebih besar daripada bayi ibu yang normal pada umur kehamilan yang sama; insidens yang lebih besar mungkin terkait dengan pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pada sintesis surfaktan.
Kardiomegali lazim ada (30%), dan gagal jantung terjadi pada 5-10% bayi dari ibu diabetes. Hipertrofi sekat asimetris dapat terjadi, manifestasinya serupa dengan stenosis subaorta hipertrofi idiopatik. Trauma lahir juga terjadi akibat makrosomia janin.
Perkembangan neurologis dan pusat osifikasi cenderung menjadi imatur dan berhubungan dengan besar otak (yang tidak bertambah) dan umur kehamilan bukan dengan berat badan total. Ada juga kenaikan insidens hiperbilirubinemia, polisitemia, dan trombosis vena renalis; trombosis vena renalis harus dicurigai bila ada massa di panggul, hematuria dan trombositopenia.
Minggu Kehamilan
Insidens anomali kongenital bertambah 3 kali pada bayi yang ibunya menderita diabetes; malformasi jantung (vsd, asd. Transposisi pembuluh darah besar, koarktasio aorta) dan agenesis lumbosakral adalah yang paling lazim terjadi. Anomali tambahan meliputi cacat pipa saraf, hidronefosis, agenesis ginjal. Atresia duodenum atau anorektum, dan holoprosensefali. Pada bayi ini dapat juga timbul kembung perut yang disebabkan oleh pelambatan sementara pada perkembangan sisi kiri kolon, sindrom kolon kiri kecil.
4. Prognosis
Di kemudian, hari, insidens diabetes pada bayi dari ibu yang menderita diabetes bertambah dibandingkan dengan insidens pada populasi umum. Perkembangan fisik normal, tetapi bayi yang besar cenderung mengalami obesitas pada masa kanak-kanak yang dapat berlanjut ke kehidupan dewasa. Ada ketidak sepakatan yang terus berlanjut mengenai apakah terjadinya sedikit peningkatan risiko untuk menderita gangguan perkembangan intelektual tidak berkaitan dengan hipoglikemia atau sebaliknya; hipoglikemia yang simtomatis mungkin meningkatkan risiko.
5. Penatalaksanan
Tindakan pencegahan perlu dimulai sejak masa pranatal, yaitu dengan kontrol dan evaluasi yang cermat pada semua wanita diabetes yang hamil. Selain itu, upayakan agar ibu tersebut melahirkan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas perawatan obstetri dan pediatri yang siap setiap saat.
Setelah lahir, semua bayi yang lahir dari ibu diabetes harus mendapat pengamatan dan perawatan intensif. Adapun penatalaksanaan umum yang dilakukan adalah:
1. Periksa kadar gula darah bayi segera setelah lahir. Selanjutnya, kontrol setiap jam sampai kadar gula darah normal dan stabil.
2. Jika kondisi bayi baik, berikan minuman setelah 2-3 jam kelahiran. Jika bayi sulit mengisap, berikan makanan melalui intravena.
3. Mengatasi hipoglikemia dengan cara memberi infus glukosa 10%, injeksi bolus glukosa kadar tinggi harus dihindarkan karena dapat menyebabkan hiperinsulinemia.
6. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian yang dilakukan terhadap bayi dari ibu diabetes adalah mengkaji tanda RDS, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, trauma lahir, kelainan kongenital, hipokalsemia. Pengkajian keperawatan yang cermat dan terus menerus serta perawatan yang intensif sangat penting dalam penurunan bahaya potensial.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis utama pada bayi dari ibu diabetes adalah:
§ Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ,berhubungan dengan peningkatan metabolisme glukosa (hiperinsulinemia)
§ Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan distres pernapasan sekunder akibat gangguan produksi surfaktan.
§ Koping keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan penyakit bayi.
3. Rencana keperawatan
• Peningkatan kesehatan fisik. Asuhan keperawatan bayi dari ibu diabetes diarahkan pada deteksi dini dan pemantauan yang terus menerus terhadap hipoglikemia (dengan cara tes glukosa), distres pernapasan, dan hiperbilirubinemia.
• Intervensi keperawatan secara spesifik terhadap RDS, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dan hipokalsemia akan dibahas secara khusus.
• Peningkatan adaptasi keluarga. Perawat memberi penyuluhan kepada orang tua tentang pencegahan makrosomia. Dengan cara pengontrolan dini dan terus menerus terhadap penyakit diabetes yang diderita ibu.
• Orang tua yang menjalankan nasihat dengan melaksanakan identifikasi dan perawatan dini, secara umum bayinya tidak mengalami masalah yang berarti.

4. Evaluasi keperawatan
Hasil yang diharapkan untuk setiap rencana dan implementasi rencana keperawatan adalah:
§ Bayi tidak mengalami RDS dan perubahan metabolisme berarti
§ Orang tua memahami penyebab masalah kesehatan pada bayi dan langkah pencegahan yang cepat dimulai untuk menurunkan dampak dari diabetes ibu pada bayi.
§ Orang tua menyatakan perhatiannya terhadap masalah bayi dan memahami alasan yang melatarbelakangi manajemen (penatalaksanaan) yang dilakukan terhadap bayi mereka.

1 komentar:

blogzone_alfian mengatakan...

bagus bgt artikelnya,sy tertarik m artikel sop janinnya,bleh knlan?