Sabtu, 22 November 2008

tugas sap mastitis

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Mastitis pada Ibu Nifas

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN INI DISUSUN GUNA MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN III




Disusun oleh :

Weny Windastiwi
( P.174.24.207.136 )

Kelas : CEMPAKA



POLITEKKES DEPARTEMEN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGELANG
Jl. Printis Kemerdekaan Tromol Pos 11 Magelang
2008 / 2009
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik pembelajaran : Mastitis
Sasaran : Ibu Nifas (post partum)
Waktu : 30 menit
Tempat : .............

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, Ibu nifas (post partum) dapat mengatasi permasalahan kaitannya dengan payudara yang mengalami mastitis.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan selama 30 menit :
1. Untuk menjelaskan pengertian mastitis
2. Untuk menjelaskan penyebab mastitis
3. Untuk menyebutkan gejala mastitis
4. Untuk menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah mastitis
5. Untuk menjelaskan pengobatan atau penanganan yang dapat dilakukan

C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian mastitis
2. Penyebab mastitis
3. Gejala mastitis
4. Pencegahan mastitis
5. Pengobatan atau penanganan mastitis

D. Metode Pembelajaran
1. Diskusi, untuk materi 1, 2, 3, 4, 5.


E. Alat Peraga
1. Leaflet, yang berisi penjelasan dan gambar tentang mastitis

F. Evaluasi Belajar
Evaluasi akan dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya. Bentuk evaluasi :
1. Pertanyaan Lisan :
a. Sebutkan pengertian mastitis?
b. Sebutkan penyebab mastitis?
c. Sebutkan gejala mastitis?
d. Jelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah mastitis!
e. Bagaimana pengobatan atau penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mastitis?



Referensi

http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php?article_id=5633
http://www.solusisehat.net/tips_kesehatan.php?id=149
http:// www.info-sehat.com
http:// www.sainvet.fkh.ugm.ac.id
http:// www.warmasif_magz.com
Maryunani, Anik.2002.Safe Motherhood,Modul Sepsis Puerperalis.Jakarta:EGC










Lampiran
Mastitis
Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya. Yaitu mastitis atau biasa juga disebut dengan abses/ nanah pada payudara/ radang payudara. Mastitis ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus.

1. Pengertian Mastitis
Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara).
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.


2. Penyebab Mastitis
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.

3. Gejala mastitis
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Secara garis besarnya gejalanya berupa:
- nyeri payudara
- benjolan pada payudara
- pembengkakan salah satu payudara
- jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
- nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah)
- gatal-gatal
- pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena
- demam.


4. Pencegahan mastitis
Sama dengan penyakit lain. Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup istirahat dan bisa secara teratur menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak. Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran payudara. Serta usahakan untuk selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui.

Untuk mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada puting susu Minum banyak cairan Menjaga kebersihan puting susu Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
Cara mencegah mastitis:
· Susui bayi segera dan sesering mungkin. Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi. Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara diperah atau dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar.
· Jaga kebersihan sekitar puting dan payudara. Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya tak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak.
· Jangan membersihkan puting dengan sabun. Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi iritasi seperti lecet atau luka bila disusu bayi.
· Puting yang luka harus tetap dibersihkan sehabis diisap bayi
· Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan yang menyerap keringat. Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga higienitas daerah payudara, ganti bra sesering mungkin setiap kali basah karena keringat atau setelah dipakai seharian.

5. Pengobatan mastitis
Jika disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika. Mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman untuk ibu sedang menyusui. Selain itu, bila badan terasa panas, ibu dapat meminum obat penurun panas. Kemudian. untuk bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat yang cukup amat diperlukan agara kondisi tubuh ibu kembali sehat dan segar. M akan makanan yang bergizi tinggi sangatlah dianjurkan. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam. Biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan Anda akan mampu beraktivitas seperti semula.
Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan untuk berhenti menyusui.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya.

Penanganan Mastitis
Istirahat. Istirahat akan menghilangkan stres dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda kembali. Cara ini pun bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena istirahat dapat memulihkan kondisi tubuh.
Kompres payudara. Secara bergantian, kompres payudara Anda dengan kompres hangat dan dingin. Kompres dingin menghilangkan rasa nyeri, sedangkan kompres panas membantu memerangi peradangan.
Jangan lakukan pemijatan karena dikhawatirkan justru membuat kuman tersebar ke seluruh bagian payudara dan menambah risiko infeksi.
Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses. Kalau demikian keadaannya, untuk mengurangi bengkak, ASI harus tetap dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap menyusu pada payudara yang tak terinfeksi. Penghentian ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses payudara (payudara bernanah).
Susuilah lebih sering di payudara yang meradang.Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi.
Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau dipompa.
Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.
Apabila bayi Anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang, ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi Anda menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke payudara yang meradang.
Apabila peradangan terus berlanjut, segeralah periksa ke dokter.
Obat-obatan antibiotik, yang aman untuk ibu menyusui, biasanya diberikan untuk mengatasi infeksi. Sementara rasa sakit bisa dikurangi dengan obat-obatan yang mengandung analgesik
Bila terdapat abses, cairan nanah akan dikeluarkan dengan insisi abses/tindakan bedah.
Makanlah makanan bergizi dan banyak minum karena kondisi mastitis membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan tubuh yang meningkat dapat mengatasi infeksi
Mengurangi konsumsi garam dan sodium, untuk mencegah penambahan cairan di payudara.
Hentikan mengkonsumsi kafein. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang banyak minum kopi dan menderita penyakit fibrokistik mendapatkan penyembuhannya ketika mereka berhenti mengkonsumsi kafein
Bagi beberapa wanita, kontraseptik mulut menghilangkan sakit pada payudara. Atau mungkin dokter meresepkan Danazol, suatu obat resep, untuk mengurangi sakit tersebut
o Vitamin E ( 400 internasional unit setiap hari ) atau diuretik ( pil cair ) mungkin bisa mengurangi sakit pada payudara Anda.

Tidak ada komentar: