Sabtu, 22 November 2008

askeb

Tugas Dokumentasi Kebidanan
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN BBL FISOLOGIS

Dosen Pengampu: Christin Hiyana TD, SST













Disusun Oleh :









Disusun Oleh:
Dini Nur Amalina P.174.24.207.107
Herlina Mayangsari P.174.24.207.115
Melinda Anindita Y P.174.24.207.122
Rika Ernawati P.174.24.207.129
Weny Windastiwi P.174.24.207.136

CEMPAKA / REGULER





POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
PRODI KEBIDANAN MAGELANG
Jl. Perintis Kemerdekaan Tromol Pos 11 Magelang
2008
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY. ..... LAHIR JAM.........
di BPS ................................
Tahun 2008

I. PENGKAJIAN
Tanggal: Jam:
A. Anamnesa
1. Pengkajian biodata yaitu nama klien/ bayi, jenis kelamin, tanggal lahir dan tanggal masuk RS/ Ruang Perinatologi, umur bayi, dinyatakan langsung ke orang tua/ keluarga dan melihta data dicatatan medis RS. (Varney, 1997).
a) Nama
b) Tgl. Lahir
c) Jam
d) Tempat Lahir
e) Jenis Persalinan
f) Jenis Kelamin
Sama halnya dengan umur bayi, yaitu untuk menentukan pemeriksaan dan diagnose.
g) Umur bayi
Untuk menentukan pemeriksaan atau tindakan yang akan dilakukan dan untuk menegakkan diagnose.
2. Biodata Orang tua
a) Nama ibu
b) Umur
Umur ibu untuk menentukan apakah ia hamil terlalu tua atau terlalu muda. Menurut wiknjosastro (1997), umur ibu kurang dari 20 tahun lebih dari 35 tahun merupakan factor predisposisi kelahiran premature. Selain itu mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Sedangkan menurut manuaba (2001), semakin tua menjadi hamil, semakin besar pula kemungkinan menderita kelainan congenital, diantaranya sindrom down.
c) Agama
d) Suku/ Bangsa
Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh rasa atau suku bangsa. Bangsa kulit putih atau ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatic yang lebih tinggi dibandingkan bangsa Asia.
e) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua. Tingkat pengetahuan tersebut mempengaruhi sikap atau perilaku kesehatan seseorang.Menurut wiknjosastro (1997), tingkat pengetahuan ibu yang rendah memperbesar kematian perinatal.
f) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan orang tua terhadap permasalahan kesehatan yang mungkin terjadi pada bayi.
g) Alamat
Ditanyakan dengan maksud untuk mempermudah hubungan bila diperlukan dalam keadaan mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut, maka bidan mampu mengetahui tempat tinggal orang tua bayi dan lingkungannya.

3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu menyatakan belum pernah /tidak sedang menderita kronis, infeksi dan penyakit menular, tidak ada riwayat keturunan kembar.
Riwayat kesehatan dan kebiasaan ibu, ditanyakan langsung kepada klien dan keluarganya, antara lain:
Kardiovaskular:jantung,hipertensi,stroke
Darah:anemia,gangguan pembekuan darah
Sistem pernafasan:asma,TBC
Sistem endokrin:DM, pemyakit tiroid/kelenjar gondok
Sistem urogenital:ISK,infeksi ginjal,PMS
Hepar: hepatitis B
Sistem saraf:Epilepsi,kejang non epilepsi
Sistem imun:alergi obat/makanan
Infeksi lain:malaria
Sistem Reproduksi:tumor,kanker organ reproduksi
Penyakit jiwa:Depresi kecemasan berat
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak istri/ suami tidak ada yang menderita penyakit kronis, infeksi dan penyakit menular, tidak ada riwayat keturunan kembar.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan bayi. Misalnya, dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular ada yang menderita TBC atau adanya riwayat penyakit keturunan seperti asma yang dapat mengganggu kesehatan bayi.
4. Riwayat Perkawinan Orang Tua
Bayi lahir dalam status perkawinan ( sah/ tidak sah). Orang tua menikah ( berapa kali), lama perkawinan, usia ibu saat menikah , usia ayah saat menikah.
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan bayi . Apakah bayi dilahirkan dalam status perkawinan yang sah ataukah bayi yang tidak diharapkan karena lahir di luar nikah.
5. Riwayat obstetri
a) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
Ditanyakan kepada klien tentang :
Th
Kehamilan
Persalinan
Nifas
H/M,Sehat / sakit, umur, meneteki, lamanya
ANC
Masalah
UK
Jenis persalinan
Penolong
L/P+ BB
Penyulit











b) Riwayat kehamilan sekarang
Hal ini harus di kaji yaitu tentang bagiamana perjalanan kehamilan yang terakhir ini.apakah ada masalah yang terjadi selama kehamilan misalnya eklamsi,pre-eklamsi,kelainan letak,perdarahan abnormal. Dalam poin ini juga harus ada riwayat ANC nya.
c) Riwayat persalinan sekarang
Pada riwayat persalinan ini yaitu berupa ringkasan dari mulai ibu datang sampai 2 jam postpartum
1) Tanggal, hari, jam ibu datang
2) Keluhan ibu saat datang, misalnya kenceng-kenceng
3) Kapan dilakukan VT dan harus dicantumkan hasilnya: yang meliputi: VUV, portio, pembukaan serviks, penipisan serviks, keadaan kandung kemih, presentasi, serta molase.
4) Kapan bayi lahir, berat badan, panjang badan, jenis kelamin, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
5) kapan plasenta lahir, bagaimana proses keluarnya (spontan/ manual plasenta), jumlah kotiledeon, panjang tali pusat, jenis insersi, dan beratnya.
Dikaji untuk mengetahui berapa usia kehamilan ini,berapa tahun jarak antara kelahiran ini dengan kelahiran sebelumnya,dimana tempat melahirkan,dimana lamanya melahirkan,cara melahirkan (spontan),juga riwayat anak yang dilahirkan mencakup : berat bayi sewaktu lahir,kelainan bawaan bayi,jenis kelamin bayi dan status bayi yang dilahirkan (hidup atau mati)
IDAI (2002) menjelaskan bahwa factor – factor resiko asfiksia neonatorum pada saat persalinan yaitu yaitu resiko sesaria ,persalinan forsep atau vakum,presentasi bokong atau abnormal lainnya ,persalainan kurang bulan,persalinan presipitatus,persalinan lama (>24 jam),kala II lama (2jam), janin badikardia,pola denyut jantung janin abnormal,anastesi umum,teteni uterus,pemberian narkotika dalam jangkawaktu 4 jam sebelum persalinan ,air ketuban bercampur mekonium,sokusio plasenta dan plasenta previa.
Menurut jumiarni (1995), pada periode intranatal masalah bayi disebabkan oleh adanya infeksi dan perlukaan saat lahir.Lebih lanjut Jumarni menjelaskan,bahwa disbanding dengan cara lain ,infeksi pada periode intranatal lebih sering terjadi. Kuman menulari janin dengan cara kontak langsung dengan daerah – daerah yang sudah dicemari kuman,misalnya:
1) Pada keadaan ketuban pecah dini ,kuman dari vagina masuk kedalam rongga amnion.
2) Partus lama dan sering dilakukan pemeriksaan vaginal yang tidak memperhatikan teknik aseptic dan anti septic memungkinkan masuknya kuman ke rongga vagina dan kemudian ke dalam rongga amnion
3) Pada ibu yang menderita gonorea ,kuman menulari janin pada saat janin melalui jalan lahir.
4) Pemotongan tali pusat yang tidak memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic memungkinkan kuman masuk melalui tali pusat dan bayi akan menderita tetanus neonatorum.

Masih menurut Jumiarni,masalah yang diakibatkan oleh perlukaan kelahiran dapat diuraikan menurut macam jaringan yang mengalami kerusakan,seperti :
(a) Perlukaan jaringan lunak,hal ini terjadipada persalainan yang mengunakan alat seperti cunam dan forsep serta karena bayi mengalami tekanan yang kuat pada waktu dilahirkan ,terutama pada persalinan lama.Perlukaan dapat berupa : eritema , petekie dan ekimosis pada perlukaan kulit, caput succedaneum, hematomasefalika, nekrosis kulit dan lain – lain
(b) Perlukaan susunan saraf .Perlukaan ini timbul akibat adanya tekanan atau tarikan yang kuat pada daerah tertentu yang terdapat susunan saraf misalnya : daerah leher,muka, ketiak , tulang belakang, dll.Perlukaan dapat mengakibatkan : brachial palsi (kelumpuhan daerah lengan atas ), facial palsi (kelumpuhan pada daerah muka ), Paralisis saraf frenikus (kelumpuhan cabang saraf leher ), kerusakan medulla spinalis (kerusakan di daerah sum – sum tulang belakang, paralisis pita suara ,dll.
(c) Perdarahan Intrarkranial.Kelainan ini sering ditemukan pada persalinan dengan CPD dan janin dipaksakan untuk lahir pervaginam.Selain itu juga ditemukan pada keadaan janin yang hipoksia atau asfeksia oleh berbagai sebab.
(d) Patah tulang. Dapat terjadi apabila terdapat kesulitan atau kesalahan teknik dalam melahirkan anggota gerak bayi.
d) Riwayat persalinan terakhir
Ibu merasakan mules dan his teratur dan mengeluarkan lendir darah dari vagina sejak tanggal ................... jam ...........
Bayi lahir ( spontan, vacum, sc) di ( rumah, rumah sakit, BPS) ditolong oleh ( bidan, dokter, dukun). Refleks bayi : ( bayi segera menangis, gerakan aktif, dan seluruh tubuh kemerahan. Umur kehamilan ( umur kehamilan pada saat persalinan).
6. Data psikososial
Yang di kaji dan di dokumenasikan pada riwayat psikologi ibu ini yaitu tentang respon atau penerimaan dari ibu terhadap bayinya,yaitu apakahibu menerima atau menolaknya .mengapa hal ini harus di kaji karena hal ini sangat berhubungan dengan kesejahteraan bayinya
Bayi dilahirkan dari perkawinan yang sah dan sangat diharapkan oleh orangtua.
Dalam keluarga tidak ada masalah.
7. Data Spiritual
Bayi dilahirkan dalam lingkungan yang agamis, atau dalam keluarga yang masih memegang teguh adat istiadat.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Minum:ASI :…….X…..perhari………..ml/hari
menurut Akre rata-rata kebutuhan air pada bayi adalah : usia 3 hari 80-100 ml/kg BB, usia 10 hari 125-150 ml/kg BB, usia 3 bulan 140-160 ml/kg BB.
Bayi menetek dengan lemah atau kuat
ASI : belum keluar, keluar belum lancar, sudah keluar lancar
b) Pola eliminasi
BAB :…………X ………….Perhari,Warna……….
frekuensi , bentuk dan warna mekonium : ....... ( hitam pekat, hijau, merah), waktu .......
BAK :…………X …………Perhari,Warna………..
frekuensi , waktu
c) Pola istirahat
Tidur siang :…………………..Jam
Tidur malam :…………………Jam
Masalah :………..
Sejak bayi dilahirkan , bayi langsung tidur dan sekalipun terbangun jika menetek, BAB, atau BAK.
d) Personal hygiene
Mandi :…………..X/hari
Ganti pakaian bayi :…………….X………….ganti popok……Xsehari
Bayi sudah dimandikan jam ..... , setiap BAK, pakaian bayi kotor atau basah pakaian bayi selalu diganti.
9. Data pengetahuan
a) Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang baik
b) Ibu sudah mengetahui tentang imunisasi dasar pada bayi yang tepat
c) Ibu sudah mengetahui tentang nutrisi yang baik untuk bayi
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a) Suhu
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksilla atau pada rectal. Hasil pengukuran pada axilla biasanya lebih rendah daripada hasil pengukuran perrektal. ( Jumiarni, 1995 ). Suhu tubuh yang normal menurut Hamilton ( 1995 ) dan PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ), yaitu 36,5-37,2 0C. sedangkan menurut jumarni ( 1995 ) suhu tubuh normal pada bayi baru lahir yaitu 36,5-37 0C. Semenara itu Doenges ( 2001 ) menjelaskan suhu normal pada BBL yaitu 36,5 – 37,50C.
b) Nadi
Denyut nadi yang normal pada BBL menurut Hamilton ( 1995 ) adalah 120-150 kali/menit, bayi dan terbantung pada aktifitas. Sedangkan menurut Doenges ( 2001 ) nadi normal pada BBL yaitu 110-180 kali/menit. Pendapat lain disampaikan PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ), nadi bayi normal yaitu 120-160 kali/ menit. ( Jumiarni, dkk, 1995 )
c) Pernafasan
Menurut Jumarni ( 1995 ) bayi normal mulai bernafas 30 detik sesudah lahir. Pernafasan dihitung dengan melihat gerakan bernafas pada dada atau perut. Selanjutnya, Hamilton ( 1995 ) ; Jumiarni ( 1995 ); Doenges ( 2001 ), pernafasan yang normal pada neonates adalah dari 30-60 kali/menit. Lebih lanjut, Doenges ( 2001) menjelaskan bahwa perlu diperhatikan adanya pernafasan cuping hidung, pernafasan mendengkur, krekels atau ronchi. Pendapat berbeda disampaikan PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ) bahea pernafasan normal pada BBL berkisar antara 40-60 kali/menit.

2. Antopometri
Menurut Jumiarni ( 1995 ) pengukuran pada bayi meliputi lingkar kepala ( LK ), lingkar lengan ( LL ) dan panjang badan ( PB ). Sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ), pengukuran tubuh saat lahir adalah sebagai berikut : lingkar kepala, lingkar dada, dan panjang badan.
a) Berat badan
Menurut Akrie tidak dianjurkan melakukan penimbangan Berat badan setiap sebelum dan sesudah menyusui. Penimbangan setiap haripun dilakukan hanya pada hari-hari pertama kehidupan untuk memantau asupan ASI. Dan bila perlu penimbangan mingguan dilakukan untuk mendeteksi permasalahan gizi dan untuk melakukan tindak lanjut sedini mungkin. Menurut Jumiarni ( 1995 ) dan Doenges ( 2001 ) ; PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO ( 2003 ), berat badan (BB) normal pada BBL yaitu 2500-4000 gram. sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ) BB normal BBL berkisar 2700-4000 gram.
Menurut Doenges ( 2001 ), pada BBL terjadi penurunan BB awal sekitar 5-10 %. Sedangkan pendapat Akrie ( 1994 ), kehilangan BB sebesar 5-8 %. Pada BBL biasanya terjadi pada beberapa hari pertama kehidupan
b) Panjang badan
Menurut Jumiarni ( 1995 ) pengukuran panjang badan diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, ukuran normalnya yaitu 48-50 cm. sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ) ukuran normal panjang badan yaitu 48-53 cm. sementara itu. Doenges ( 2001 ) menyebutkan panjang badan normal BBL yaitu 44-55 cm.
c) Lingkar dada
Menurut Jumiarni ( 1995 ), lingkar dada diukur dari dada ke daerah punggung kembali ke dada melalui putting susu, normalnya 32-34 cm. Sedangkan menurut Hamilton ( 1995 ), ukuran normalnya 30,5-33 cm.
d) Lingkar Kepala
Menurut Hamilton ( 1995 ), ukuran normal linkar kepala pada BBL yaitu 31-35 cm. Sedangkan menurut Doenges ( 2001 ) lingkar kepala normal BBL yaitu 32-37 cm. Sementara itu. Menurut Jumiarni ( 1995 ) lingkar kepala dibagi menjadi beberapa, antara lain cirkumferentia fronto-ocipitalis 34 cm, cirkumferentia mento occipitalis 35 cm, cirkumferentia suboccipito-bregmatika 32 cm, dan cirkumferentia submento-bregmatika 32 cm.
e) Lingkar Lengan
Menurut Jumiarni ( 1995 ), pengukuran lingkar lengan dilakukan pada daerah lengan atas. Ukuran normalnya yaitu 10-11 cm.
3. Pemeriksaan Fisik Bayi
a) Kepala
Ubun-ubun : terdapat dua ubun-ubun yaitu ubun-ubun besar (UUB) dan ubun-ubun kecil (UUK) yang pemeriksaannya harus dengan palpasi, kadang-kadang terdapat daerah yang lunak pada tulang parietal dekat sutura ( kraniotabes ) yang biasanya akan hilang sendiri. Sutura merupakan lekukan atau garis yang menghubungkan antar tulang kepala. Moulage adalah tulang parietal yang saling berhimpitan ataupun saling menumpuk dengan tulang oksipital dan frontal yang akan menghilang sendiri setelah beberapa hari setelah lahir.
b) Mata
Dikaji adanya tanda-tanda infeksi, contohnya pus. Observasi lebih ditekankan pada konjunctiva, apakah pucat, kering atau tampak bitot.
c) Hidung
Dikaji adanya tanda-tanda infeksi, contohnya pus. Observasi lebih ditekankan pada konjunctiva, apakah pucat, kering atau tampak bitot.
d) Mulut
Observasi bibir dan rongga mulut, apakah bibir kering atau pucat. Bibir dan langit-langit periksa adanya sumbing. Reflek hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat bayi menyusu.
e) Telinga
Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala. Menurut Doenges ( 2001 ), telinga yang normal bagian atas telinga harus sejajar dengan bagian dalam dan luar kantung mata ( telinga yang tersusun rendah menunjukkan abnormalitas genetic ).
f) Leher
Periksa adanya pembengkakan atau benjolan
g) Dada
Bentuk, putting, bunyi nafas, dan bunyi jantung harus dikaji dalam pemeriksaan ini. Pernafasan BBL biasanya diafragmatik, suara pernafasan broncovesikuler. Kadang-kadang dapat didengar ronkhi pada akhir inspirasi yang panjang ( misalnya pada waktu menangis ). Batas jantung agak sukar ditentukan secara perkusi karena variasi bentuk dada. Seringkali terdengan murmur, tetapi ini bukan berarti adanya kelainan jantung congenital.
h) Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, perdarahan tali pusat, lembek, ( pada saat tidak menangis ), dan benjolan. Hepar biasanya teraba, kadang-kadang Lien dan ginjal juga dapat teraba. Bila teraba tumor lain, perlu dilakukan pemeriksaan radiologis.
i) Genetalia
Pada bayi laki-laki pertama harus dikaji bagaimana keadaan skrotum apakah sudah turun atau belu. Kedua dikaji adakah kelainan bawaan pada alat kelamin tersebut. Ketiga periksa anus adakah kelainan bawaan atau tidak (atresia ani atau tidak). Pada bayi perempuan yang pertama diperiksa yaitu apakah vaginanya berlubang atau tidak, kemudian keadaan labia mayor dan labia minor dan yang terakhir yaitu anus (atresia ani atau tidak).
j) Punggung
Pembengkakan atau ada cekungan
k) Kulit
Terdapat verniks kaseosa, warna kulit kemerahan, tak ada pembengkakan atau bercak-bercak kehitaman, dan tanda lahir.



l) Sistem syaraf
Yang harus dikaji atau didokumentasikan adalah semua refleks pada bayi. Yang meliputi:
Refleks berkedip
Refleks rooting
Refleks menelan
Refleks ekstrusi
Refleks moro
Refleks melangkah
Refleks merangkak
Refleks tonik leher/fencing
Refleks terkejut
Refleks ekstensi silang
Refleks glabellar “blink”
Reflaks palmar graps
Refleks plantar grap
Refleks babinski
m) Ekstremitas
Yang perlu diketahui pada daerah ekstremitas yaitu apakah dapat bergerak dengan normal, tidak ada paralisis, dipegang tidak sakit karena fraktur dan apakah ada cacat bawaan misalnya syndactily atau polidactili Ibrahim (1993).Normal jumlah jari pada tiap ekstremitas adalah lima.
n) APGAR Score
Untuk mengetahui tingkat asfiksi yang dialami dan kemudian menentukan tindakan/ pertolongan yang sesuai, yaitu dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh sesuai keadaan.
Nilai apgar 1 menit : lebih/ sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
Nilai apgar 1 menit : 4 – 6 perlu bag and maskventilation
Nilai apgar 1 menit : 0 – 3 lakukan intubasi
Tabel Apgar (NA)

0
1
2
NA
1
2
Appearance (warna kulit)
Pucat
Badan merah, ekstremitas biru
Seluruh tubuh kemerahan


Pulse rate (frequensi nadi)
Tidak ada
Kurang dari 100
Lebih dari 100


Grimace (reaksi rangsangan)
Tidak ada
Sedikit gerakan mimik (grimace)
Batuk/ bersin


Activity (tonus otot)
Tidak ada
Ekstremitas sedikit flexi
Gerakan flexi


Respiration (pernafasan)
Tidak ada
Lemah/ tidak teratur
Baik/ menangis




II. INTERPRETASI DATA UNTUK MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan data – data yang telah dikumpulkan.
Bayi fisiologis lahir Ny. .............. umur ...............
Data Dasar
Bayi Lahir tanggal ...................... pkl....................
Data subjektif : Umur Kehamilan.........................
Data objektif : Apgar score...................
Tanda Vital...................
Masalah: (masalah yang terjadi pada bayi baru lahir)
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygine
Misal:
a. Diagnosa
Pada bayi baru lahir fisiologis , diagnosa yang muncul adalah Bayi baru lahir normal usia satu jam dengan data dasar :
1. Bayi lahir tanggal
2. Umur kehamilan 37 – 42 minggu
3. Apgar score 7 – 10
4. Tali pusat basah/segar
5. Pada kulit terdapat verniks caseosa
6. Berat badan 2500 – 4000 gram
7. Vital sign : R :30-50 x/menit, N :120-140x/menit, S:36,5oC – 37,5oC.
b. Masalah
1. Diagnosa masalah atau kebutuhan yang timbul antara lain :
a). Masalah pengaturan suhu tubuh/ thermoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat menjadi stress akibat perubahan suhu lingkungan terutama bayi dengan berat badan lahir rendah, karena sistem thermoregulasi yang belum sempurna dan juga cadangan lemak coklat (brown fat) yang dimiliki hanya sedikit sekali. Data dasar yang dapat ditunjukkan untuk mendukung masalah di atas antara lain : suhu perectal yang diukur secara kontinyu, inspeksi warna kulit (pucat, kebiruan/ sianosis), palpasi kulit : terutama daerah akral (dingin atau hangat).
b).Gangguan pada fungsi hati
Dapat ditunjukkan melalui adanya ikterus, warna kulit, warna sklera
c). Gangguan kebutuhan nutrisi
Masalah ini dapat timbul akibat refleks siap dan telan yang masih lemah pada bayi prematur.
d). Kebutuhan pemenuhan nutrisi
Kebutuhan ini dapat dicantumkan karena pada keadaan atau fase tertentu pada bayi baru lahir (misalnya pada bayi prematur atau pada periode tidur yang responsif 6 jam pertama kehidupan ekstra uteri). Bayi akan lebih banyak tidur sehingga apabila kebutuhan nutrisi yang tidak dikontrol dapat mengakibatkan kekurangan kebutuhan nutrisi yang dapat ditandai dengan hipoglikemi atau penurunan berat badan fisiologis lebih dari 10%.
e).Kebutuhan pemenuhan personal hygiene sehari-hari Kebutuhan pemenuhan personal hygiene dapat muncul dengan didukung oleh data seperti : adanya lanugo yang banyak, verniks kaseosa pada kulit terutama daerah lipatan, bayi sudah BAK dan BAB atau keadaan kulit yang kotor.

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL DAN MENGANTISIPASI PENANGANANNYA
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan upaya pencegahan. Sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial benar-benar terjadi. Pada BBL fisiologis, tidak terdapat diagnose potensial.
Hal- hal yang kemungkinan dapat terjadi meluhat dari data-data yang sudah diperoleh, antara lain;
a) Hipotermi
b) Hipoglikemi
c) perdarahan tali pusat
d) infeksi
Tindakan yang dilakukan
A. Pencegahan Hipotermi
1.Tempatkan bayi di ruangan yang hangat
2.Segera keringkan bayi dengan handuk yang kering dan bersih
3.Bungkus dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala, kaos tangan dan kaki
4.Menunda memandikan bayi sampai suhu stabil / 6 jam setelah lahir
B. Pencegahan Hipoglikemi
1.Memberi ASI sedikit sedikit sesering mungkin
2.Memberikan infus glukosa 10 % sebanyak 60-80 ml / kg BB / hr
C. Perdarahan Tali Pusat
1.Jepit tali pusat dengan penjepit tali pusat
2.Observasi jepitan tali pusat
3.Pemberian vitamin K per oral 1 mg / hr selama 3 hari


D. Pencegahan Infeksi
1.Perawatan tali pusat dengan kasa steril
2.Pemberian tetes mata eritromisin 0,5 % segera setelah lahir

IV MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA UNTUK MELAKUKAN KONSULTASI KOLABORASI
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dikonsultasikan dan ditangani secara bersamaan dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

V MENYUSUN RENCANA ASUHAN
Rencana (planning) yang akan dilakukan sesuai dengan situasi klien.
Pada langkah ini direncanakan asuhan secara komprehensif yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya dengan penjelasan rasional. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Rencana tindakan asuhan pada BBL fisiologis adalah sebgai berikut :
1.Observasi keadaan umum dan tanda vital
2.Stabilisasi temperatur
3.Rangsangan taktil
4.Pemberian ASI dini dan eksklusif
5.Penilaian reflek
6.Pemberian imunisasi
7.Memberikan KIE laktasi
8.Memberikan KIE imunisasi

VI PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN SECARA EFISIEN DAN AMAN
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian oleh anggota tim kesehatan lainnya. Pelaksanaan sesuai dengan rencana tindakan sesuai dengan kondisi pasien.

VIIMENGEVALUASI KEEFEKTIFAN ASUHAN YANG DIBERIKAN
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Hasil dari evaluasi akan digunakan sebagai data awal untuk menyusun langkah-langkah berikutnya, terutama bila terdapat diagnosa yang belum teratasi dengan tindakan yang telah diberikan. Evaluasi dilakukan dengan SOAP. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan bayi berdasarkan pelaksanaan rencana tindakan dengan langkah SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali bertemu dengan klien.
Metode 4 langkah yang dnamakan SOAP ini didapatkan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendkumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.
S : Subyektif :Apa yang dikatakan klien tersebut
O: Obyektif :Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan,hasil pemeriksaan laboratorium
A: Analisa : Kesimpulan apa yang dibuat dari data-data subyektif atau obyektif tersebut
P: Plan : Apa yang diilakukan berdasarkan hasil pengevaluasian tersebut diatas.
SOAP dilakukan setiap kali melakukan pemeriksaan. Pada neonatus sebanyak 6 kali, yaitu usia 1 jam, 24 jam pertama, hari kedua, 1 minggu, 2 minggu, dan 4 minggu

azka kasus

ANALISIS KASUS

Dari kasus yang menimpa Azka, bayi asal Aceh Besar yang sempat koma setelah disuntikan vaksin BCG oleh bidan secara sederhana dapat digambarkan diagram hubungan pihak-pihak yang terkait sebagai berikut :
Bidan
Klien

dokter
Bidan

Bidan
Bidan











Bidan

RS
Bidan

Masy








Bidan dengan Klien
Tanggal 11Maret 2008 lalu. M. Azka anak ketiga dari pasangan Marwan dan Nurmala. Bayi itu terpaksa harus diopname di Rumah Sakit Harapan Bunda, Setui,Banda Aceh, karena “koma”.Kepada media ini, Nurmala menuturkan. Tanggal 11 Maret 2008, dua orang tim medis dari Pukesmas Kecamatan Kuta Baro yaitu Darmawati (yang menyuntik vaksin BCG kepada M. Azka) dan Jubed, yang didampingi Bidan Desa setempat Ratna Juwita, meminta kepada dirinya agar M. Azka diimunisasi dengan menyuntik vaksin BCG di lengan sebelah kanan.Nurmala tidak melihat proses imunisasi tersebut, karena dia tidak tega melihat bayi disuntik. Setelah satu jam diimunisasi, M Azka munah-muntah dan darah terus keluar dari bekas suntikan vaksin BCG tadi.Sekitar pukul 15.00 WIB, Nurmala dan suaminya melaporkan kejanggalan yang dialami M. Azka kepada Bidan Ratna Juwita atau akrab dipanggil Kak Ita.Saat itu, Kak Ita hanya menanggapinya biasa-biasa saja. Katanya,berdarah itu biasa.Sekitar pukul 17.00 WIB hari itu juga, Kak Ita datang. Begitu melihat M. Azka, dia kaget. Lengannya basah dengan darah serta kejang kejang. Tapi, kepada Nurmala, Ita malah mengaku. “Saya belum pernah melihat kasus ini,” kata Kak Ita seperti diucapkan kepada Nurmala.
Bidan menyuntikkan dua kali ke klien dengan alasan pada suntikan pertama tidak berhasil karena bayi lasak (proaktif) kemudian dilakukan penyuntikan yang kedua dan berhasil.
Analisis :
a. Dari Segi Kesehatan
Dari kasus yang disampaikan tidak menggambarkan kondisi yang nyata apakah bidan melakukan tindakan imunisasi BCG sesuai prosedur atau tidak. Tetapi melihat dengan adanya dua buah bekas suntikan di lengan klien , hal tersebut memberikan arahan bahwa bidan melakukan tindakan kekuranghati-hatiann dan ketidaktepatan dalam penyuntikan imunisasi.
Dalam Pedoman Imunisasi di Indonesia ( Satgas Imunisasi IDAI, 2005) dijelaskan Tata cara pemberian Imunisasi :
Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan untuk :
- memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan resiko apabila tidak divaksinasi
- periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi iktuan yang tidak diharapkan
- baca dengan teliti informasi tentang produk (vaksin ) yang akan diberikan dan jangan lupa mendapat persetujuan orang tua. Melakukan tanya jawab dengan orangtua atau pengasuhnya sebelum melakukan imunisasi.
- Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan.
- Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan ; periksa tanggal kadaluarsa dan catat hal-hal istimewa, misalnya adanya perubahan warna yang menunjukkan adanya kerusakan.
- Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula vaksin lain untuk mengejar imunissasi yang tertinggal bila dibutuhkan.
- Berikan vaksin dengan teknik yang benar
- Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal sbb:
a) beri petunjuk kepada orangtua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat
b) catat imunisasi dalam catatan klinik
c) catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan bidang Pemberantasan Penyakit Menular
d) periksa status iminusasi anggota keluarga lainya dan tawarkan vaksinasi untuk mengejar ketinggalan, bila diperlukan.


b. Dari Segi Moral
Moral adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Moral juga dapat berarti mengenai apa yang dianggap baik/buruk di masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai perkembangan / perubahan norma/ nilai.
Bidan belum pernah menjenguk selama klien dirawat di rumah sakit .
Hal tersebut menunjukkan ketidaksesuaian moral dengan apa yang telah dilakukan bidan dengan tidak menjenguk Azka. Karena di dalam masyarakat, apabila ada warganya yang sakit, menjenguknya adalah suatu perbuatan yang dianggap baik. Dan sangat sesuai dengan moral masyarakat pada saat itu.
Setidaknya sebagai bidan desa yang menjadi panutan masyarakat, hendaknya memiliki sifat moral yang baik, antara lain dengan menunjukkan sikap empatinya, dengan menjenguk Azka, apalagi kejadian tersebut berkaitan dengan bidan sendiri.
Saya sangat kecewa kepada bidan Darmiati yang tidak punya beban moral sedikit pun. Seharusnya, selaku seorang perempuan dan juga seorang ibu, dia punya sedikit rasa simpati untuk menjeguk anak kami.Kami tidak pernah meminta bantuan kepada Darmiati untuk membayar biaya perawatan. Kami hanyaingin dia datang sebagai ikatan moral. Itulah yang menjadi suara batin kedua orangtua Azka.

c. Dari Segi Pengetahuan
Bidan malah mengaku. “Saya belum pernah melihat kasus ini,” kata Kak Ita seperti diucapkan kepada Nurmala.
Ini menunjukkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh bidan.
Pengetahuan imunisasi yang hendaknya dimiliki seorang bidan mengenai imunisasi antara lain :
Imunisasi BCG
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin).
Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun) dan merupakan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.
Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Mantoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB.
Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang "tidur". Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG.
* Jumlah Pemberian:
Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.
* Usia Pemberian:
Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG
* Lokasi Penyuntikan:
Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.
* Efek Samping:
Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.
* Tanda Keberhasilan:
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.
Jikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.
Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.
* Indikasi Kontra:
Tak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif.Anak menderita gizi buruk, sedang menderita demam tinggi , menderita infeksi kulit yang luas, pernah sakit tuberkulosis.

d. Dari Segi Hukum
Adanya bukti bahwa terdapat dua bekas tanda suntikan di lengan Azka dan keterlambatan merujuk atau bahkan tidak ada tindakan rujukan yang dilakukan oleh bidan merupakan sebuah kelalaian yang dilakukan bidan.
Soerayo Darsono menyampaikan dalam Etik, Hukum Kesehatan dan Kedokteran, bahwa bidan dapat dikatakan melakukan tindakan malpraktek dan dapat dijerat dalam hukum.
Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati melakukan proses kelahiran atau imunisasi.1. Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai menyebabkan mati atau luka-luka berat.Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati :Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.2. Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat:Ayat (1) Barangsiapa karena kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.Ayat (2) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu, diancam de¬ngan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah.3. Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula.Pasal 361 KUHP menyatakan:Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini di-lakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pen¬caharian, maka pidana ditambah dengan pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya di-umumkan.Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana kesehatan.
e. Dari Segi Profesi
Dari definisi malpraktek adalah “kelalaian dari seseorang dokter atau tenaga keperawatan (perawat dan bidan) untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama” (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956).Dari definisi tersebut malpraktek harus dibuktikan bahwa apakah benar telah terjadi kelalaian bidan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ukurannya adalah lazim dipergunakan diwilayah tersebut. Andaikata akibat yang tidak diinginkan tersebut terjadi apakah bukan merupakan resiko yang melekat terhadap suatu tindakan medis tersebut (risk of treatment) karena perikatan dalam transaksi teraputik antara bidan dengan pasien adalah perikatan/perjanjian jenis daya upaya (inspaning verbintenis) dan bukan perjanjian/perjanjian akan hasil (resultaat verbintenis).Apabila bidan didakwa telah melakukan kesalahan profesi, hal ini bukanlah merupakan hal yang mudah bagi siapa saja yang tidak memahami profesi kesehatan dalam membuktikan ada dan tidaknya kesalahan. Dalam hal bidan didakwa telah melakukan ciminal malpractice,harus dibuktikan apakah perbuatan bidan tersebut telah memenuhi unsur tidak pidanya yakni :a. Apakah perbuatan (positif act atau negatif act) merupakan perbuatan yang tercelab. Apakah perbuatan tersebut dilakukan dengan sikap batin (mens rea) yang salah (sengaja, ceroboh atau adanya kealpaan).Selanjutnya apabila bidan dituduh telah melakukan kealpaan sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia, menderita luka, maka yang harus dibuktikan adalah adanya unsur perbuatan tercela (salah) yang dilakukan dengan sikap batin berupa alpa atau kurang hati-hati ataupun kurang praduga.
Dalam kasus atau gugatan adanya civil malpractice pembuktianya dapat dilakukan dengan dua cara yakni :1. Cara langsungOleh Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai tolok ukur adanya 4 D yakni :a. Duty (kewajiban)Dalam hubungan perjanjian bidan dengan pasien, bidan haruslah bertindak berdasarkan1) Adanya indikasi medis2) Bertindak secara hati-hati dan teliti3) Bekerja sesuai standar profesi4) Sudah ada informed consent.b. Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban) Jika seorang bidan melakukan pekerjaan menyimpang dari apa yang seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard profesinya, maka bidan tersebut dapat dipersalahkan.c. Direct Causation (penyebab langsung)d. Damage (kerugian)Bidan untuk dapat dipersalahkan haruslah ada hubungan kausal (langsung) antara penyebab (causal) dan kerugian (damage)yang diderita oleh karenanya dan tidak ada peristiwa atau tindakan sela diantaranya., dan hal ini haruslah dibuktikan dengan jelas. Hasil (outcome) negatif tidak dapat sebagai dasar menyalahkan bidan.Sebagai adagium dalam ilmu pengetahuan hukum, maka pembuktiannya adanya kesalahan dibebankan/harus diberikan oleh si penggugat (pasien).2. Cara tidak langsungCara tidak langsung merupakan cara pembuktian yang mudah bagi pasien, yakni dengan mengajukan fakta-fakta yang diderita olehnya sebagai hasil layanan (doktrin res ipsa loquitur).Doktrin res ipsa loquitur dapat diterapkan apabila fakta-fakta yang ada memenuhi kriteria:a. Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila bidan tidak lalaib. Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab bidanc. Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari pasien dengan perkataan lain tidak ada contributory negligence.Misalnya ada kasus saat bidan akan memotong tali pusat bayi, saat memotong tali pusat ikut terluka perut pasien tersebut. Dalam hal ini perut yang luka dapat dijadikan fakta yang secara tidak langsung dapat membuktikan kesalahan bidan, karena:a. Perut bayi tidak akan terluka apabila tidak ada kelalaian tenaga perawatan.b. Memotong tali pusat bayi adalah merupakan/berada pada tanggung jawab bidan.c. Pasien/bayi tidak mungkin dapat memberi andil akan kejadian tersebut.
Begitu pula dengan kejadian Azka, imunisasi yang dilakukan bidan masih dalam konteks kewenangan yang masih dapat ditangani bidan, yaitu imunisasi BCG.

Bidan dengan Bidan
Bidan Desa Ratna Juwita, yang diundang Marwan untuk memberi keterangan kepada wartawan media
ini, langsung datang. “Saya tidakbisa berbuat apa-apa, kasus ini sudah diselidiki lebih jauh oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar,” kata Ratna. Ditanya tentang proses penyuntikan imunisasi pada
Azka, dia menjawab. “Karena menghargai bidan senior, jadi saya menyuruh bidan Darmiati untuk menyuntik Azka,” ungkap Ratna.
Dalam kasus menjelaskan juga mengenai hubungan yang terjadi antara teman sejawat, yaitu antara bidan dengan bidan.
Analisis :
a) Segi Etika
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai –nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik bidan Indonesia mengenai kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan yang lainnys :
§ Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
§ Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap teman sejawatnya maupun tenaga kesehatan yang lainya.
Dalam kasus Azka, hubungan antara bidan terjalin hubungan dengan baik, menciptakan suasana kerja yang serasi, saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Ditanya tentang proses penyuntikan imunisasi pada
Azka, dia menjawab. “Karena menghargai bidan senior, jadi saya menyuruh bidan Darmiati untuk menyuntik Azka,” ungkap Ratna.
Bidan Ratna menghargai bidan Darmiati.

b) Segi Kesehatan
“Karena menghargai bidan senior, jadi saya menyuruh bidan Darmiati untuk menyuntik Azka,” ungkap Ratna.
Bidan senior yang telah dipercaya oleh bidan desa untuk melakukan imunisasi BCG terhadap Azka malah terjadi ketidak berhasilan, ditandai dengan adanya dua bekas suntikan di lengan tubuh Azka.
Hal ini menunjukkan bahwa kesenioritasan seorang bidan tidak dapat menjadikan acuan pengetahuan atau keterampilan dalam penanganan kesehatan.

c) Segi Hukum
Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati melakukan proses kelahiran atau imunisasi.1. Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai menyebabkan mati atau luka-luka berat.Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati :Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.2. Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat:Ayat (1) Barangsiapa karena kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.Ayat (2) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu, diancam de¬ngan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah.3. Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula.Pasal 361 KUHP menyatakan:Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini di-lakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pen¬caharian, maka pidana ditambah dengan pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya di-umumkan.Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana kesehatan.
Bidan Desa Ratna Juwita ketika ditanya tentang proses penyuntikan imunisasi pada Azka, dia menjawab. “Karena menghargai bidan senior, jadi saya menyuruh bidan Darmiati untuk menyuntik Azka,” ungkap Ratna.
Dalam hal ini pertanggungjawaban di depan hukum, adalah bersifat personal, artinya bidan Darmiati sebagai penyuntik imunisasilah yang dapat terjerat dalam KUHP tersebut di atas.

Bidan dengan Dokter
Saat itu juga, ayah M. Azka, Marwan, langsung menelpon Dr. Sulaiman. Saya menelpon Dr. Suliman. Maklum, pada umur Azka 18 hari, Nurmala pernah membawanya ke tempat praktek Dr. Sulaiman, persis di samping Poltabes Banda Aceh, Jambo Tape. Saat itu, Nurmala memeriksa penyebab timbulnya bintik merah pada wajah Azka. Saat itu, Dr.Sulaiman mengatakan, Azka hanya alergi bedak dan tidak ada pengaruh lain. Kepada Marwan, Dr. Sulaiman menganjurkan agar Azka dibawa ke bidan desa. “Kondisi anak saya sejak suntikan BCG sampai malam hari tidak pernah menangis. Tapi pada pukul 24.00 WIB, anak saya menangis terus sampai pagi, sambil muntah-muntah,” jelas Nurmala. Persis tanggal 12 Maret 2008, sekitar pukul 06.00 WIB, Nurmala membawa buah hatinya itu ke rumah
Dr. Sulaiman. Setelah diberi obat,Azka langsung dibawa pulang.

Dalam kasus ini tidak ditemukan keterkaitan langsung antara bidan dengan dokter. Yang Sebaiknya seorang bidan dapat menjalin hubungan baik, berkoordinasi dengan baik untuk kejelasan informasi antara kedua belah pihak. Sehingga keburukan dapat dicegah atau diminimalisir.

Analisis :
a) Segi Kesehatan

b) Segi Hukum
c) Segi Etika
Kode etik bidan Indonesia mengenai kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan yang lainnys :
§ Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
§ Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap teman sejawatnya maupun tenaga kesehatan yang lainya.
Dalam kasus Azka, tidak ada keterkaitan erat dan langsung antara bidan dengan dokter, dengan kata lain bidan tidak menjalin hubungan baik dengan tenaga kesehatan lainya, khususnya dengan dokter yang menangani kasus Azka. Hal ini menyebabkan adanya sikap saling lempar tanggung jawab ketika terjadi sesuatu yang buruk mengenai klien.

d) Hak dan Kewajiban Dokter
Menurut Soeroyo Darsono, dalam menjalankan profesinya, dokter memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Serta mempunyai kewajiban memberikan informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medik yang dilakukan serta berkewajiban untuk bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang terkait, secara timbal balik dalam mamberikan pelayanan terhadap pasien.
Dalam kasus Azka, dokter dapat dikatakan kurang melakukan kewajibanya, yaitu berkewajiban untuk bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang terkait, secara timbal balik dalam mamberikan pelayanan terhadap pasien.
Dokter dapat dikatakan tidak melakukan hubungan dengan pihak lain, profesi lain, yaitu dengan bidan , yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Yaitu bidan yang melakukan imunisasi BCG.

Bidan dengan Rumah Sakit
a) Segi Prosedural
b) Segi Hukum
c) Segi Kesehatan
Bidan dengan Masyarakat
a) Segi Pengetahuan
b) Segi Moral
c) Segi Etika

makalah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang wanita di waktu hidupnya, pasti melalui berbagai masa kehidupan antara lain bayi wanita , masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi , dan masa Klimakterium sampai dengan menopause, serta senium. Dalam hal ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai masa klimakterium sampai menopause .
Klimakterium bukan suatu keadaan patologis, malainkan suatu masa peralihan yang normal, yan berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Menopause sendiri adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Bagian klimakterium sesudah menopause disebut pra menopause ( 6 tahun sebelum menopause ) dan bagian klimakterium sesudah menopause disebut pascamenopause (6-7 tahun sesudah menopause ).
Sedangkan senium adalah masa sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbngan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.

B. Tujuan
Maksud dari penyusunan makalah yang berjudul “ kehidupan wanita masa klimakterium sampai menopause” ini adalah agar para wanita, baik yang masih produktif maupun non produkitif, dapat berjaga-jaga bila nantinya masa klimakterium tiba. Wanita dapat mempersiapkan mental dan fisiknya untuk melampaui masa klimaterium , agar tidak kaget dan merasa kesulitan saat itu. Karena wanita dalam masa klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan gangguan-gangguan ringan maupun berat. Disamping itu , perlu dipahami oleh para suami agar cepat lebih memahami istrinya jika saat klimakterium dan menopause tiba. Karena saat itu banyak gejala-gejala yang timbul yang jika tidak dihadapi dengan baik, dapat membuat kehidupan rumah tangga menjadi tidak atau kurang harmonis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klimakterium
1. Pengertian
Klimaterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapi senium yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidpan sampai masa non reproduktif. Pada umumnya orang lebih suka men ggunakan istilah “ menopause” meskipun istilah tersebut kurang tepat, karena menopause hanyan merupak kejadian sesaat saja, yaitu pendarahan haid yang terakhir. Yang paling tepat digunakan adalah klimakterium, yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pasca menopause.
2. Fase Klimakterium
Klimakterium dibagi menjadi beberapa fase :
1) Premenopause
Premenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormone estrogen masih dibentuk. Terjadi pada usia 40 tahun. Fase ini di tandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan pendarahan haid yang memanjang dan jumlah darah gaid dyang relative banyak dan kadang-kadang di seratai nyeri haid (Disamenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomatik dan keluhan sindrom pramenstual (PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar estrogen yang tinggi. Akibat FSH yang tinggi perangsangan ovariumk yang berlebihan (hiperstimulasi ) sehingga kadang diumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
2) Perimenopause
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Siklus haid lebih dari 38 hari. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron tetap rendah, kadar FHS, LH dan estrogen sangat bervariasi. Pada umumnya wanita telah mengalami berbagai jenis kaluhan klimaktaterik
3) .Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin maningkat sda,pai suatu ketika tak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan tak terjadi haid lagi yang berakhir deengan terjadinya menopause. Jadi, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir dan hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakn kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Pendarahna terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan klimaterik. Tidak pernah diketahui kapan wanita itu memasuki usia menopause. Untuk menentukan diagnosis menopause , pil kontarsepsi harus segera di hentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.
Pada usia menopause ditemukan kadar FSH yang tinggi. Kadar estradiol pada awal menopause dijumpai rendah, hanya pada sebagian wanita, sedangkan pada sebagian wanita lain, apalgi pada weanita gemuk, kadar estradiolnya tinggi. Diagnosis menopause yaitu bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan dan dijumpai n kadar FSh darah lebih dari 40 mlu/ml dan kadar estradiol kurang dari 30 pg/ml, talah dikatakan wanita tersebut telah mengalami menopause.
4) Pascamenopause
Pascamenopause adalah mas 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hipergonadotropin (FSH dan LH) m dan kadang-kadang hipertiroid. Ovarium sudah tidaki berfungsi lagi sama sekali. Kadar estradiol berda antara 20-30 pg/ml. akibat rendahnya kadar estradiol, endometrium menjadi atropik dan tidak mungkin muncul haid lagi.
5) Klimakterium prekok
Klimakterium prekok adalah klimakterium yang terjadi pada wanita kurang dai 49 tahun. Penyebab terjadinya klimakterium prekok adalah :
a. Kelainan pada kromosom (45X, sidrom tuner), 47XXX, 45XO, 45XO mosaik
b. Penyakit auto imun, seperti heroiditis , morbus Addison , poliendokrinopatia, vitikgo, miastenia gravis, lupus, eritematosus, trombostomenia idiopatik, DM juvenile, glo meru lonefritis, artitis rheumatoid, penyakit crohn dan asama bronkale.
c. Penyakit metabolik, seperti galaktosemia, hemokrematise
d. Riwayat keluarga
e. Inveksi virus, seperti mumps-ooporitis
f. Kemoterapi
g. Sindrom ovarium resisten
3. Gejala- gejala syndrom klimakterium
Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian wanita dan lebih lambata pada wanita lain. Sebagian wanita menghasilkan estrogen endogen yang cukup tinggi sehingga tetap tanpa gejal , sedangkan yang lain mem perlihatkan beragam gejala semasa klimakterium. Gejala- gejalnya dapat dikelompokan menjadi :
1) Gangguan neurovegetatif (vasomotor ik-hipers mptikotoni) yang mencakup :
- Gejolak panas (hot flushes) - TD yang g oyah
- keringat malam yang banyak - berdebar- debar
- Rasa kedinginan - susah bernapas
- Sakit kepala - jari-jari atropi
- Desing dalam telinga - gangudan usus (meteorismus)
2) Gangguan psikis
- Mudah tersinggung - kurang bersemangat
- Depresi - Insomania atau sulit tidur
- Mudah lelah
3) Gangguan organic
- Infark mikorad - Nyeri senggama ( dispareunia)
(ganguan sirkulasi) - Kulit menipis
- Atero-sklerosis - Gangguan kordiovaskuler
( hiperkolestrolemia)
- Osteoporosisi
- Gangguan kemih
4. Peru bahan-perubahan organic pada masa klimakterium
Organ sasaran Bentuk Perubahan Akibatnya
- Urogenital



- Hemodinamik



Metabolisme

- Endokrin


- Vegetatif
-
Atropu vulva vagina uterus, vesika urinaria


Gangguan pembuluh darah tepi, hiperkolestrolemia, kekuarangan kalsiun
Gangguan metabolisme karbohidrat
Hiperfungsi hipofisis, disfungsi tiroid, peningkatan androgen
Hipersimpatikotonik, ataksi
Elastisitas menurun, mengecil, kering, mudah cedera, mudah infeksi
Infark miokrad



Aterosklerosis, oteoporosis, adipositas
Hipertiroid, defeminisasi, virilisasi

Labil, gangguan somatik

5. Keluhan – keluhan
Sekitar 40-48% dari semua wanita dalam usia klimakterium mempunyai keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah :
1. Gejolak panas
Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher dan muka. Biasanya diikuti oleh gejala – gejala psikologik seperti rasa takut, tegang, depresi, mudah marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa kurang mantap.
2. Banyak Keringat
Keringat pada malam hari merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan sukar bangun pagi.
3. Sakit kepala, rasa kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot.
4. Atrofi epitel genital yang dapat mengakibatkan virginitas senillis. Gejala – gejalanya mencakup : iritasi, rasa terbakar, priritus, leukorea, dispareunia, perdarahan pervaginal, penurunan sekresi pervaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan vagina.
5. Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut dan kering. Hal tersebut mengurangi kecantikan wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri.
6. Gangguan psikogenik, mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi, mudah cemas, insomnia dan sakit kepala.
7. Osteoporosis
Adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekuler, menyebabkan pengurangan sehingga mengakibatkan tulang keropos.
6. Masalah Psikologis
Semua gejala psikologis yang timbul pada masa pubertas maupun pada masa klimakterium seperti rasa takut, tegang, rasa sedih, mudah tersinggung dan depresi sebenarnya sangat tergantung pada perubahan hormonal tubuh wanita itu sendiri. Pemberian estrogen dengan dosis rendah dapat mengatasi masalah tersebut. Walaupun ini tidak berarti bahwa semua gejala psikis hanya disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen saja.
Disfungsi seksual pada wanita menopause lama dianggap oleh ahli psikologi dan ahli psikoterapi sebagai gangguan psikogenik, telah menunjukan respon terhadap pengobatan normal. Penyembuhan dapat dilakukan dengan estrogen, meliputi krim estrogen vaginal, untuk keluhan seperti vagina kering dan dispareunia dan dengan androgen untuk keluhan kehilangan gairah seksual.
Wanita pascamenopause telah kehilangan hingga separuh dari produksi androgen. Walaupun kebanyakan wanita pascamenopause menunjukan respon yang baik terhadap pengobatan estrogen – progesteron, beberapa membutuhkan tambahan androgen. Penambahan androgen memperkuat gairah seksual dan meningkatkan frekuensi khayal seksual bila dibandingkan dengan estrogen saja atau placebo. Pada Yale Mid-Life study program, androgen tidak rutin diberikan kecuali ada definisi pada kadar testosterone total atau bebas.
Ø Kehidupan Seks pada Masa Klimakterium
Banyak yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat ini tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telah lanjut. Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera, sehingga terasa sakit saat bersenggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkan dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun krim vagina. Berkonsultasi dan meminta nasehat dokter tetap merupakan cara terbaik. Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukan hubungan seks adalah faktor psikis. Keadaan serupa biasanya ditemukan pula pada suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua, badan sudah lemah, untuk apa melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi pendapat tersebut tidak benar, karena hubungan seks sangat berpengaruh dalam hubungan keserasian suami istri.
7. Pencegahan Dampak Masa Klimakterium
1) Pencegahan Kehamilan
Semua jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan pada wanita yang siklus haidnya masih teratur. Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik. Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang tidak te ratur tidak dapat ditentukan wanita tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi 12 bulan berturut – turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.
2) Pencegahan Osteoporisis
Pencegahan osteoporosis pascamenapause bukan hanya bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progresteron juga efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone lost). Penambahan progresteron ke pengobatan nestrogen mungkin penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati penderita yang telah mengalami osteoporosis.
Sementara kebanyakan kajian menunjukan bahwa pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsum dari tulang. Sangat mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause, sekurang – kuranya 3 kajian telah memperlihatkan bahwa kombinasi pengobatan estrogen – progresteron sesungguhnya meningkatkan masa tulang dengan pembentukan tulang baru.
3) Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovaskuler terutama bila dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang cukup untuk memulihkan gejala menopause.Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung diamati 1000 wanita yang diobati dengan progesteron yang diawasi selama 15 tahun. Pada wanita yang di obati selama 25 tahun yang di awasi selama 25 tahun dan dibandingkan dengan yang tidak memakai estrogen, ditemukan penurunan bermakna pada :
a. Penyakit arteri koroner
b. Gagal jantung kongsetif
c. Penyakit kardiovaskular aterosklerotik
d. Hipertensi
The Nurse’s Study memastikan bahwa :
a. Pemakaian estrogen pascamenopause secara bermakana mengurang I penyakit jantung koroner.
b. Pemakaian sekarang mengurangi risiko bahkan lebih rendah.
c. Manfaat ini di peroleh setelah penyesuaia terhadap faktor – faktor seperti :
- Merokok
- Hipertensi
- Diabetes
- Kolesterol Tinggi
- Riwayat infak mikroard pada orang tua
- Riwayat pemakaian kontrasepsi oral
- Obesitas
Wanita yang hidup dengan keluhan klimakterium dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Makanan yang bergizi dan pengaturan diit terutama diit tinggi kalsium dan rendah lemak.
- Menghindari ppeningkatan berat badan dan bila sudah terlanjur gemuk, berat badan perlu diturunkan.
- Olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi kenaikan TD dan obstipasi.
- Carilah ketenangan lebih banyak mendekat pada Tuhan.
- Jauhkan diri dari pekerjaan yang menjemukan.
- Pendekatan dengan dokter keluarga atau orang yang dianggap sesuai untuk membicarakan masalah yang sedang dialami.

B. Menopause
Masa menopause merupakan peristiwa aslamiah.Menopause yaitu titik ketuaan pada wanita sehingga tidak mampu berproduksi lagi (40-50).Menopause juga berarti haid terakhir yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia lima puluhan.Seorang wanita diokatakan telah menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak satu tahun terakhir.
1. Perubahan tubuh menjelang masa menopause
a. Uterus Mengecil
b. Tuba fallopii : lipatan tuba memendek, menipis dan mengerut.
c. Ovarium : menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, berhenti menghasilkan telur.
d. Cerviks : mengerut.
e. Vagina : terjadi penipisan dinding vagina, secret / lender vagina mulai mongering, menylitkan hubungan suami istri.
f. Vulva (bibir rahim) : jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak, kulit menipis, pembuluh darah berkurang, akibatnya sering timbul rasa gatal.
g. Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis sebagian rontok dan mulai memutih / uban.
h. Payudara : jaringan lemak berkurang, putting susu mengecil akibatnya payudara mulai melembek, mengendor dan keriput.
i. Hipertensi : turunnya hormone estrogen dan progesteron menyebabkan :
a) HDL cholesterol (cholesterol?baik?)menurun
b) LDL cholesterol (cholesterol?jahat?)meningkat
j. Osteoporosis (pengroposan tulang)
Dengan turunnya hormon estrogen dan progesteron, maka terjadi pengroposan tulang. Turunnya kadar hormone estrogen dan progesteron juga menyebabkan Zat Calsium / kapur tidak dapat disimpan dalam tulang, sebaliknya kalsium dalam tulang mulai menyusut. Tandannya mulai terasa ada nyeri di tulang yang di anggap sebagai rematik yang jika berobat acap kali hanya di beri obat penghilang rasa nyeri.
2. Gejala yang dirasakan pada masa menopause.
a. Gejala panas di muka, leher dan dada, disusul keringat banyak, berlangsung biasanya pada malam hari.
b. Timbul rasa tertekan, sedih, gugup, mudah marah dan ketakutan menjadi tua.
c. Karena Vagina mulai mongering terasa nyeri yang sangat saat berhubungan dengan suami.Keadaan ini berlanjut hingga menyebabkan isteri menolak melayani suami.
3. Hubungan sex suami istri pada saat menopause.
Hubungan sex suami istri sebagai lambang cinta dan kemesraan setiap pasangan muda maupun tua tetap di perlukan, bahkan dalam masa menopause harus tetap berlangsung 1-2 kali perminggu.Keringnya vagina dan menurunnya fungsi sexsual pada wanita dapat diobati dengan pemberian tblet hormone estrogen alami dan progesterone alami. Selain itu dapat menggunakan pelican ( jelly) yang dengan mudah bisa di beli di Apotek / toko obat secara bebas.
Tetapi mengatasi masalah pada istri belum tentu hubungan sex suami – istri 1-2 kali perminggu dapat terlaksana, masalah pada suami ”nafsu besar tenaga kurang”, para suami juga mengalami gangguan ereksi.Beruntunglah dengan pengobatan saat ini gangguan ereksi pada pria usia lanjut telah dapat di atasi. Hendaklah para pasangan suami istri pada usia lanjut, tetap mampu membina hubungan suami istri ini.
4. Cara Mengatasi Keluhan Menopauose
Pengobatan atau pem berian hormon estrogen (tablet) dan progrseteron alami selain mengatasi kaluhan menopause, terbukti mengurangi bahaya acaman kanker endometrium (dindingdalam rahim) maupun kanker payudara. Demikian jug adapt menyebabkan wanita terhindar dari hiperkolestrol (kolestrol tinggi) yang berakibat lanjutan penyakit darah tinggi, stroke dan penyakit jantungkoroner. Selain itu hormone ini juga menyebabkan tulang wanita tetap padat, terhindar dari osteoporosis (pengeroposan tulang), sehingga wanita terhidar dari reumatik dan tetap bisa akltif bekerja dan berdaya guna hingga usia yang amat lanjut.
Pemberian estrogen dan progesteron diberikan secara siklus selam 21 hari tiap bulan, di ikuti masa istirahat sampai akhir bulan untuk memberikan kesempatan terjadinya haid. Pemberian hormone kombinasi ini dapat berlangsung 30-40 tahun, tanpa perlu takut terjadi keganasan. Jarang terjadi penyembuhan gejala menopause dalam waktu singkat, perlu 1-2 tahun, ini membuat wanita bosan, selain harga obat mahal, menyebabkan banyak yang menghentikan pengobatan.
Jeni9s estrogen alamiah yang sering digunakan ESTROL, dikenal dengan merk dagang OVESTIN buatan pabrik organon . tersedia dalam tablet 1 mg, 2mg dan cream 1 mg/ gram untuk pemakaian local di vulva/ vagiana
Progresteron alamiah yang banyak digunakan adalh MEDROXY PROGRESTERON ACETATE, merk dagangnya PROVERA, buatan pabrik Upjohn. Tersedia dalam bentuk tablet 2,5 mg dan tablet 10 mg.
Dosis yang dianjurkan adalah 1 tablet OVESTIN 1 mg / hari + 1 tablet PROVERA 2,5 mg / hari dimulai tanggal 1-21 setiap bulan, selanjutnya istirahat minum obat sampai akhir bulan. Pemberian ini di maksudkan agar wanita mendapatkan haid bulanan.
Fito Estrogen
Selain obat hormonal yang mengandung estrogen, ada pula senyawa ilmiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang stukutur kimianya mirip dengan estrogen, serta menghilantgkan efek seperi estrogen yang disebut fito estrogen, ter banyak dalam kacang kedelai.
Fito estrogen terdapat dalam produk olahan kacang kedelai, seperti tahu, tempe dan susu kacang kedelai, asal dimakan tiap hari, ternyata dapat mengurangi/ men cegah hot flush pada saat menopause, mengurangi resiko peninggian kolestrol dengan akibatnya hipertensi , penyakit jantung koroner dan stroke. Tahu dan tempe bila digoreng , akibat panas yang tinggi akan merusak estrogen.segelas susu kedelai setiap hari cukup bermanfaat mengurangi keluhan menopause dan menghambat osteoporosis.
5. Aspek Psikologis Seksual Wanita Dalam Menopause
Sampai umur 40 tahun, tidak jelas ada penurunan fisik yang menimbulakn akibat pada kehidupan seksual pada wanita secara langsung. Hal yang dapat mem berikan dampak negative adlah menurunya kecantikan sehingga dapat mengurangi ketertarikan suami. Pada sebagian wanita payudara mulai menurun, kurang kencang , sehigga menimbulkan percaya diri dan sekaligus menurunkan gairah suami.
Selanjutnya dengan pelaksanaan KB, wanita hanya mempunyai 2-3 anak saja, makin banyak anak waktu untuk mengurus diri, kesehatan dan kecantikan . kemunduran fisik akan lebih lambat, sehingga tidak begitu jelas lagi dan tidak terasa lagi bagi kedua belah pihak.
Proses menopause yang jelas pada wanita adalah menopause yang pada umumnya terjadi men jelang/ pada usia 50 tahun . gangguan fisik terjadi bila proses menopause terjadi terlalu dini. Bila menopause berjalan lambat misalnya 3-4 tahun, maka gejala kecil sekali, hamper tidak terasa.
Proses menopause pada sebagian wanita sering dikaitkan dengan kehidupan seks. Dulu proses terjadinya menopause berati kemampuan untuk men dapt anak dan pada sebagian wanita dikaitkan terhentinya kehidupan seks. Adapun sangat keliru , bahkan sesudah menopause seagian wanita justru mengalami peningkatan dorongan seksual, karena tidak ada lagi ketakutan akan hamil. Bahkan jauh setelah menopause, hubungan seksual suami istri harus di jaga demi keharmonisan pasangan pad ausia tua.



























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jika dapat disimpulkan bahwa masa klimaterium adalah masa peralihan dalm kehidupan normal. Seorang wanita sebelum mencapai senium yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehi9dupan sampi masa non reproduktif . Sedang menopause adalh haid terakhir pada wanita. Pada masa ini wanita mengalmi perubahan-perubahan dalam dirinya organ-organ reproduksi maupun psikologi.

B. Saran
Untuk mengubah keadaan akan adanya keluhan pada masa klimakteriumwanita dapat melakukan beberapa cara seperti makan-makan bergizi, olah raga teratur, mencari ketenangan mungkin dari peningkatan berat badan, pendekatan pada orang ketiga yang sesuai untuk membicarakan masalh yang sedang dihadapi , dan lain sebagainya.













DAFTAR PUSTAKA

Baziad, ali.2003.menopause dan Andropauuse. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
WWW.sammarieclinic. Com
WWW.bkkbn.go.id
WWW.Jakarta.go.id

sap

TUGAS MATA KULIAH
GIZI dalam KESEHATAN REPRODUKSI
Pengampu : Ibu Herlina

SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ GIZI IBU MENYUSUI”








Disusun Oleh :
1. Dian Pratiwi P.174.24.207.105
2. Diana Chandra Dewi P.174.24.207.106
3. Dini Nur Amalina P.174.24.207.107
4. Dwi Puspo Rini P.174.24.207.108

POLTEKKES DEPKES SEMARANG
PRODI KEBIDANAN MAGELANG
2008
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Gizi
Topik : Kebutuhan Gizi pada Ibu Menyusui
Hari/Tanggal :
Waktu :
Sasaran : Ibu Menyusui
Tempat : Balai Desa


TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Ibu menyusui dapat mengetahui kebutuhan gizi yang harus dipenuhi selama menyusui.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberi penyuluhan diharapakan ibu dapat :
1. Mengetahui pengertian kebutuhan gizi ibu menyusui
2. Mengerti dan menyebutkan apa saja komponen gizi ibu menyusui beserta sumber makanannya.
3. Memahami apa saja manfaat dari pemenuhan gizi ibu menyusui
4. Mengidentifikasi dampak dari kekurangan pemenuhan gizi pada ibu menyusui
5. Meyebutkan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan beserta larangannya

METODE
Ceramah, Tanya jawab.

MEDIA
Leaflet


MATERI

1. Pengertian Gizi Ibu Menyusui

Menyusui merupakan saat yang indah dalam menjalin hubungan batin di antara ibu dan buah hati. ASI (Air Susu Ibu) juga merupakan sumber makanan terbaik untuk bayi. Sehingga jelas terlihat ASI mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Pemenuhan gizi pada ibu menyusui mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI yang diproduksi sehingga dapat mendukung proses pertumbuhan bayi.
Sedangkan pengertian gizi ibu menyusui itu sendiri adalah banyaknya zat gizi minimal yang diperoleh oleh ibu agar ibu dan bayinya dapat hidup dengan sehat.
Pada kenyataannya, tidak ada makanan atau minuman khusus yang dapat memproduksi ASI secara ajaib, meskipun banyak masyarakat percaya bahwa makanan / minuman tertentu akan menambah ASI. Namun, telah terbukti secara ilmiah bahwa ekstrak ragi yang mengandung vitamin B kompleks alami membantu meningkatkan kesehatan ibu menyusui, dan karenanya membantu produksi ASI. Sedikit unsur kimia pangan alami yang didapat dalam beras-berasan, gandum-ganduman, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran juga membantu proses menyusui.

2. Komponen-Komponen Gizi Ibu Menyusui

Gizi yang harus dipenuhi pada ibu menyusui hampir sama dengan menu ibu hamil, hanya jumlah dan mutunya yang perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Syarat makanan yang harus diperhatikan oleh ibu menyusui :
· Asupan ibu menyusui harus sehat dan seimbang (nasi, sayur, lauk-pauk, buah dan susu)
· Makanan teratur dengan porsi yang cukup
· Menambah sumber makanan yang kaya akan mineral dan vitamin
· Mengurangi konsumsi makanan beraroma menyengat (seperti pedas,dll)

Zat-zat yang dibutuhkan ibu menyusui antara lain :
a. Kalori
Ibu menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk dapat menyusui bayinya dengan sukses. Dimana 300 kalori yang dibutuhkan oleh si bayi datang dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan si ibu selalu menuruti rasa laparnya. Proses menyusui itu sendiri membantu ibu mengurangi berat badan dan menjadi langsing kembali. Tetapi, berdiet atau menahan lapar akan mengurangi produksi susu si ibu. Dan meskipun ibu menyimpan banyak lemak pada waktu hamil, simpanan lemak tersebut tidak akan mencukupi seluruh kebutuhan kalori dan sisanya harus didapat dari makanan. Sumber makanan yang mengandung kalori meliputi karbohidrat (seperti beras, jagung, ketela, roti, dll), selain itu juga lemak (mentega, susu, tairu, daging, dll).

b. Protein
Protein merupakan unsur yang penting dalam pemenuhan gizi ibu menyusui.Protein yang banyak terdapat pada daging, keju, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu dan tempe, berguna untuk membangun sel-sel baru janin (sel darah, kulit, rambut, kuku, dan jaringan otot). Protein memiliki fungsi yaitu sebagai zat pembangun.

c. Vitamin dan Mineral
Kandungan vitamin dan mineral dalam ASI dipengaruhi oleh simpanan dalam tubuh ibu, bukan dari asupan vitamin dan mineral secara langsung. Sebuah penelitian memperlihatkan asupan kalsium ibu tidak mempengaruhi jumlah kalsium dalam ASI tetapi mempengaruhi densitas tulang ibu. Jadi, makanan Anda tak terlalu berpengaruh terhadap kualitas ASI namun mempengaruhi simpanan dalam tubuh Anda. Bila Anda membatasi asupan dalam jangka panjang, pada akhirnya kualitas pun bisa berubah. Tetapi diingat, berdiet atau membatasi asupan makanan pada ibu pastinya akan mengurangi jumlah ASI dan si bayi pun akhirnya bisa kekurangan nutrisi.
Vitamin yang dibutuhkan oleh ibu menyusui diantaranya adalah :
· Vitamin A
Vitamin A sangat penting untuk kesehatan kulit, kelenjat serta fungsi mata. Sekalipun waktu bayi lahir memiliki simpanan vitamin A. ASI tetap menjadi sumber penting dari vitamin A dan karoten (zat gizi yang banyak terkandung pada buah-buahan dan sayur-sayuran). Penyelidikan menenjukkan bahwa karoten cepat membantu meningkatkan system kekebalan tubuh. Vitamin A banyak terdapat pada sumber bahan makanan seperti hati, telur, keju, mentega, sayur berwarna hijau, buah berwarna kuning, dll. Sangat dianjurkan untuk menkonsumsi vitamin A yang bersumber dari sayur dan buah-buahn seperti mangga, tomat, wortel dan aprikot.
· Vitamin B6
Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi saraf. Oleh karena kebutuhan protein meningkat selama menyusui, ibu memerlukan vitamin B6 dalam jumlah yang lebih dari sebelumnya. Vitamin ini banyak terdapat pada daging, hati, kacanag polong, kentang, ikan dan sayur.
· Vitamnin D
Fungsi dari vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharan tulang. Selain itu, vitamin D juga diperlukan untuk penyerapan kalsium. Walaupun kebutuhan vitamin D sama seperti biasa, asupan yang cukup harus dijaga setidaknya 5 mg/hari. Bila kekurangan vitamin D maka bayi hanya menerima sedikit kalsium dari ASI. Dengan demikian, bayi beresiko menderita ricketsia yaitu penyakit yang menyebabkan deformasi tulang. Sumber vitamin D antara lain : Vitamin D pada susu dan olahannya serta kacang-kacangan, menopang pembentukan tulang, gigi, serta persendian janin.
· Asam Folat
Asam folat sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan pembelahan sel secara normal. Wanita menyusui harus mengkonsumsi 500 mcg asam folat tiap hari. Belum diketahui secara pasti berapa banyak asam folat dalam makanan yang dapat diserap, sehingga ibu perlu mengkonsumsi suplemen vitamin untuk menjaga asupan yang memadai. Asam folat terdapat dalam sayuran dan buah-buahan seperti jeruk, pisang,semangka, brokoli, wortel, hati, dan sayuran berwarna hijau.
· DHA
Asam lemak Dokosahex Saenoat (DHA) sangat penting bagi perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan DHA dalam air susu ibu. Para ahli telah menemukan hubungan erat antara kandungan DHA dalam ASI dengan daya lihat bayi. Sumber utama DHA adalah dari ikan laut dalam saperti salmon dan ikan kod. Persediaan minyak ikan (fish oil) yang banyak dijual di farmasi-farmasi mengandung DHA dan satu lagi bahan yang dinamakan EPA. DHA dan EPA membentuk omega-3. Kebaikan utama dari DHA adalah pertumbuhan otak yang cerdas, oleh karena itu penting dalam pembelajaran.
· Zinc
Lebih dari 100 enzim yang terlibat dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. ASI rendah seng akan mengganggu selera makan dan pertumbuhan bayi. Asupan seng harian sebesar 12 mg dianjurkan bagi wanita menyusui . Beberapa studi menunjukkan bahwa wanita menyusui justru kekurangan seng sehingga penggunaan suplemen dapat membantu. Sumber makanan seng seperti daging, seafood, hati, dll.
· Kalsium
Fungsi kalsium adalah untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi, serta meningkatkan fungsi otot dan syaraf. Kebutuhan kalsium selama menyusui tidak meningkat tetapi asupan hariannya harus terjamin. Wanita menyusui harus mengkonsumsi 1000 mg kalsium perhari. Nila aupan kalsium dalam makanan tidak terpenuhi, secara alami ASI akan mengambil kalsium dari tulang ibu dan berakibat pada ibu beresiko besar mengalami fraktur (patah tulang). Susu dan produk olahannya banyak mengandung kalsium. Sekalipun ibu banyak menmgkonsumsi makanan berkalori tinggi, belum tentu kalsium terpenuhi. Dalam hal ini, ibu tetap membutuhkan suplemen. Sumbernya sepeerti susu dan olahannya serta ikan salmon, sarden, dll.
d. Suplementasi
Sebenarnya semua ibu bisa mendapatkan nutrisi lengkap dari diet seimbang tanpa perlu suplement. Namun, untuk beberapa zat terutama zat besi, mungkin ibu memerlukan tambahan karena banyaknya darah yang keluar saat persalinan atau untuk mengganti simpanan za besi tubuh yang sudah diserap bayi dalam kandungan.
Selain suplemen, beberapa jenis makanan dengan cita rasa kuat dapat mempengaruhi rasa ASI. Terkadang, ibu yang menyusui ekslusif bayinya yang alergi juga diminta membatasi makanan yang paling sering menyebabkan alergi seperti susu sapi, ikan laut, kacang, dan telur. Tetapi hal ini perlu dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter. Ibu yang menyusui membutuhkan makanan ekstra. Untuk memproduksi 600- 800 ml ASI per hari, diperlukan tambahan kalori sebanyak 500 kkal. Bila tidak diimbangi peningkatan makanan, sumber kalori tersebut diambil dari tubuh ibunya sehingga membahayakan status gizi ibu dan bayinya.
e. Jumlah pemenuhan gizi ibu menyusui tiap hari

MAKANAN
MENYUSUI
Susu (sapi atau kedelai)
6 gelas
Protein hewani: daging matang, ikan, atau unggas) atau Protein Nabati:(biji-bijian, kacang-kacangan, produk susu, produk kedelai)
3 porsi atau lebih
Telur
1 butir
Buah dan Sayuran yang kaya Vit A (sayuran hijau atau kuning) brokoli, kailan, kangkung, caisim, labu, wortel, tomat
1 porsi
Buah dan Sayuran yang kaya Vit C: jeruk-jerukan, tauge, tomat, melon, pepaya, mangga, jambu
3porsi
Biji-bijian, beras merah, roti wholemeal, havermut, mie
3-4porsi
Mentega, margarine, minyak sayur
gunakan secukupnya

3. Manfaat Gizi pada Ibu Menyusui

Bila kebutuhan gizi ibu menyusui dapat terpenuhi dangan baik, maka manfaat-manfaat dari nutrisi tersebut dapat tercapai.
· Produksi ASI membutuhkan banyak energi
Dalam hal gizi, kebutuhan bayi menyusui jauh lebih banyak dibandingkan masa dalam kandungan. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan bayi yang sangat cepat. Pada 4 bulan pertama, berat badan seorang bayi menjadi dua kali lipat dibanding berat setelah 9 bulan dalam kandungan. Dibutuhkan produksi ASI yang sangat banyak untuk mendukung pertumbuhan bayi tersebut. Menyusui selama satu bulan memerlukan kalori sama banyak dengan masa kehamilan.
· Nutrisi yang baik mengoptimalkan kualitas dan kuantitas ASI.
Kekurangan nutrisi menyebabkan produksi ASI menurun. Asupan vitamin yang kronis selama hamil akan menghasilkan air susu yang juga rendah nutrisi esensial. Protein-protein penting yang membantu mencegah infeksi pun akan berkurang jumlahnya.
· Nutrisi yang baik menjaga kesehatan
Apabila makanan tidak memenuhi kebutuhan nutrisi bayi maka tubuh anda pun menjadi sangat rentan terhadap kekurangan gizi. Sekalipun asupan mineral rendah cenderung tidak menurunkan kandungan mineral dalam air susu, tubuh andalah yang akan kekurangan karena harus mengkompensasi asupan rendah itu.
· Untuk melakukan aktivitas dan metabolisme
· Sebagai cadangan dalam tubuh
· Memulihkan kondisi fisik setelah melahirkan

4. Dampak Kekurangan Pemenuhan Gizi pada Ibu Menyusui
Manfaat-manfaat tersebut akan tercapai bila pemenuhan gizi ibu menyusui terlaksana dengan baik. Namun jika dalam pemenuhan gizi tersebut tidak berlangsung lancar dan mengalami gangguan maka akan berdampak pada :
· Ibu mudah menderita penyakit kekurangan gizi
· Produksi ASI menurun
· Berat badan bayi tidak bertambah atau susah bertambah
· Bayi mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuh tidak ada

5. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam Pemenuhan Gizi pada Ibu Menyusui
Dalam proses pemenuhan gizi ibu menyusui ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya adalah :
· Perbanyak frekuensi makan
Yaitu menjadi lima kali: makan pagi, makan siang, snack sore, makan malam dan snack malam. Jangan melewatkan jadwal makan. Bila perlu, ibu menyusui harus menambah jadwal snack (makanan ringan tambahan) di sela waktu makan. Meski kualitas ASI tak berkorelasi langung dengan makanan , tetapi makan makanan bergizi akan mengembalikan tubuh dalam kondisi prima dan membuat siap mengasuh bayi apapun tantangannya.
· Memperbanyak minum
Ibu menyusui cenderung untuk merasa cepat haus karena sebagian air yang diminum dipakai tubuh untuk memproduksi ASI (87% kandungan ASI adalah air). Tambahkan frekuensi minum sebanyak 4- 5 gelas per hari agar tubuh tidak kekurangan cairan. Jangan melupakan asupan cairan. Minumlah saat merasa haus. Tetapi ingat, terlalu banyak minum tak akan menambah volume ASI. Yang paling menentukan volume ASI adalah isapan si bayi sendiri. Susukan ia on demand (sesuai permintaan bayi), tak perlu terlalu ketat di jadwal.
· Sebaiknya memilih minuman yang tidak mengandung gula
Hal tersebut karena gula hanya membuat gemuk tanpa keuntungan untuk bayi. Hati-hati untuk Ibu yang memiliki anak berbakat alergi, mungkin kebiasaan Anda minum susu sapi akan mempengaruhinya. Sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter atau tenaga medis lain.
· Perbanyak makanan yang kaya protein dan kalsium
Protein dan kalsium sangat diperlukan untuk produksi ASI dan pertumbuhan bayi. Kebutuhan protein minimal adalah 1 gram per kg berat badan. Konsumsi kalsium yang dianjurkan adalah 1.200 mg. Susu, yoghurt, keju, tahu dan tempe adalah sumber protein dan kalsium yang bagus. Konsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung Vitamin D, magnesium dan zinc juga diperlukan untuk memperlancar penyerapan kalsium.
· Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin
· Suplemen vitamin A, C, B1, B2, B12, niasin dan asam folat sangat diperlukan pada masa menyusui.
· Pastikan kecukupan konsumsi zat besi
Pemenuhan zat besi tersebut agar ibu tidak mengalami anemia. Zat besi banyak terdapat pada sayuran seperti kangkung, bayam dan katuk. Katuk merupakan sayuran spesial bagi ibu menyusui, karena dalam 100 g daun katuk terdapat sekitar 2.7 mg zat besi dan 204 mg kalsium.
· Tambahlah porsi makan
Penambahan porsi makan tersebut sebanyak sekitar 500 kalori dari kebutuhan normal saat Anda memberi ASI ekslusif. Agar tidak bertambah gemuk, ibu cukup menambahkan sekitar 330 kalori per hari, dan biarkan lemak dalam tubuh yang terkumpul semasa hamil yang akan menggenapkannya.
· Jangan diet terlalu ketat sebab akan mempengaruhi jumlah ASI.
· Olahraga yang terlalu berat dapat mempengaruhi rasa ASI karena produksi asam laktat. Beberapa bayi tak menyukainya, jadi disarankan untuk ibu menyusui, ASI dapat diperas atau bayi disusui dahulu sebelum berolahraga.
Pantangan atau larangan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah :
· Jauhi makanan yang berkalori rendah agar tidak mengurangi selera makan.
· Jauhi rokok dan alkohol karena dapat meracuni bayi dan membuat pertumbuhannya terhambat. Saat menyusui, minuman keras sebisa mungkin dihindari. Selain itu, merokok selama menyusui dapat membahayakan bayi dan mengurangi produksi susu.
· Kurangi kafein. Bila ibu menyusui sudah terbiasa minum kopi, batasi konsumsinya hingga maksimum 2 cangkir per hari. Selain kopi, kafein juga terdapat pada coklat, teh, beberapa jenis minuman ringan dan obat.
· Bila bayi mengalami alergi, periksa makanan apa yang telah dikonsumsi ibu. Hentikan konsumsi makanan yang menimbulkan alergi pada bayi.
· Jangan minum obat selama masa menyusui, kecuali sudah dikonsultasikan dengan dokter.
· Penggunaan pil KB selama menyusui juga harus dihindari, sebab dampak jangka panjang hormon dalam pil masih belum diketahui. Combined pill juga diketahui mengurangi produksi susu. Namun, pil progesteron (progesterone only pill / low-dose pill) tidak mempengaruhi produksi susu, dan pada kasus khusus pil ini boleh digunakan (misalnya pada kasus ibu diabetes yang tidak boleh hamil). Namun, kebanyakan wanita sebaiknya menggunakan metode KB natural, kondom, atau IUD daripada menggunakan KB hormon (pil, suntik, susuk).


F. EVALUASI
Pertanyaan :
1. Apa pengertian kebutuhan gizi ibu menyusui ?
2. Apa saja komponen gizi ibu menyusui beserta sumber makanannya ?
3. Apa manfaat dari pemenuhan gizi ibu menyusui ?
4. Apa dampak dari kekurangan pemenuhan gizi pada ibu menyusui ?
5. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pemenuhan gizi ibu menyusui dan apa larangannya ?

Setelah penyuluhan selesai, ibu-ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar serta dapat menjelaskan kembali materi yang telah diberikan secara garis besar sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu-ibu mengerti akan pentignya pemenuhan gizi pada ibu menyusui.


G. REFERENSI

Haluina. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa Swara

Nichol. 2005. Panduan Menyusui. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

http:// www.infosehat.com

http:// asi.blogsome.com

telur

Pendahuluan

Manusia untuk hidup perlu makanan yang seimbang antara kandungan energi dan zat-zat yang diperlukan tubuh. Makanan yang seimbang akan menyehatkan, walau pun begitu manusia sebenarnya setiap saat tidak lepas dari ancaman penyakit. Ada sejumlah penyakit menular asal hewan yang umum terjadi dimasyarakat seperti tuberkulosis, disamping penyakit tetanus dan rabies. Wabah rabies terakhir di Indonesia terjadi di Ambon. Sejak Agustus 2003 telah terjadi gigitan 500 hewan diduga rabies ke manusia dan menyebabkan 10 korban meninggal (Kompas, 2003).
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari yang rendah kandungan bahan tertentu bisa menimbulkan penyakit atau membuat tubuh menjadi rentan terhadap penyakit. Masyarakat Indonesia menurut Yudohusodo (2003) mengkonsumsi hanya satu butir telur dalam seminggu, padahal telur merupakan sumber protein dan lemak yang dapat diandalkan. Suatu riset yang dilakukan di negara maju yang ingin melihat kenapa konsumsi telur di negara AS yang industri ayamnya telah maju menemukan bahwa minat terhadap telur menurun karena memasak telur itu merepotkan, anak-anak dan kaum muda tidak peduli telur, dan telur dipandang sebagai makanan kelas dua (Baker, 1996).
Rendahnya konsumsi telur di Indonesia ini merupakan suatu tantangan untuk meningkatkan industri telur dan meningkatkan jumlah telur yang dikonsumsi masyarakat, karena jika dibandingkan dengan negara tetangga kita Malaysia mereka kini mengkonsumsi enam butir telur per orang seminggu (Yudohusodo, 2003). Guna meningkatkan produksi telur, perlu diupayakan peningkatan konsumsi telur masyarakat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menambahkan sesuatu ke dalam telur, seperti membuat telur yang dihasilkan oleh ayam mengandung zat kebal terhadap penyakit tertentu. Hal ini mungkin dilakukan karena telur kini diketahui mengandung zat kebal yang diturunkan dari induk ke telur yang dihasilkan, dan zat kebal ini akan memberikan kekebalan kepada mereka yang mengkonsumsi telur itu (Nakai et al., 1994). Dengan melakukan promosi dan memberikan penjelasan yang terus menerus kepada masyarakat niscaya konsumsi dan produksi telur nasional bisa meningkat.

Penyakit Menular di Indonesia

Beberapa penyakit berbahaya dan merupakan masalah yang serius adalah tuberkulosis, tetanus, demam typhoid dan diare yang diakibatkan oleh bakteri Escherichia coli. Hal ini terjadi akibat masih kurangnya kesadaran tentang sanitasi lingkungan dan gaya hidup sehat. Usaha pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut sudah dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui kegiatan imunisasi terhadap balita, anak usia sekolah maupun pada orang dewasa. Namun demikian kasus yang terjadi masih cukup tinggi.
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, lesu, napsu makan buruk serta sering diiringi dengan penurunan berat badan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculose yang terutama menyerang paru-paru. Penyakit tuberkulosis awalnya diketahui sering menyerang orang-orang yang tinggal di wilayah kumuh dengan tingkat sanitasi buruk disertai kualitas nutrisi rendah, namun pada saat ini kejadian penyakit tuberkulosis justru mulai nampak di negara maju seperti Amerika Serikat, hal ini dicurigai terjadi akibat telah hilangnya kekebalan alami dan meningkatnya kasus AIDS (Acquired imunodeficiency syndrome). Pengobatan penyakit tuberkulosis berjalan lama bahkan sampai satu tahun lebih yang harus dilakukan secara teratur. Usaha pencegahan umumnya dilakukan dengan cara imunisasi pada bayi yang baru lahir.
Tetanus merupakan penyakit yang diakibatkan oleh adanya spora dari bakteri Clostrdium tetani yang mencemari luka pada bagian tubuh yang kurang mendapat penangan yang benar. Selain itu sering terjadi pula pada saat pemotongan tali pusar bayi yang baru lahir. Penyakit ini menyerang jaringan saraf sehingga menimbulkan gejala saraf yaitu; histeria, kejang-kejang, fotofobia, dan dapat diikuti dengan kematian dalam waktu yang cepat. Pengobatan bagi penderita adalah dengan memberikan suntikan serum antitetanus yang diperoleh dari kuda. Sedangkan .tindakan pencegahan yang dilakukan umumnya dengan imunisasi pada anak-anak, calon ibu ataupun orang dewasa. Imunisasi ulangan umumnya dilakukan setelah lima (http://tetanus/Kidhealth.org)
Demam tifoid (typhoid fever) atau lebih dikenal dengan penyakit tifus merupakan penyakit saluran cerna yang sering menyerang terutama anak-anak, meskipun orang dewasa dan orang tua juga dapat terserang. Di Indonesia umumnya demam tifoid banyak terjadi pada musim penghujan terutama di daerah dengan tingkat sanitasi rendah dan daerah langganan banjir. Penyebab penyakit tersebut adalah bakteri Salmonella typhi dan Salmonella typhimurium. Penularan umumnya melalui makanan ataupun minuman yang tercemar oleh agen penyakit tersebut, penanganan yang kurang higenis ataupun dari sumber air yang digunakan untuk mencuci. Gejala yang timbul adalah mual, muntah, demam tinggi berfluktuasi, nyeri kepala hebat, nyeri perut yang diawali dengan sembelit dan kadang diikuti dengan diare yang bercampur darah. Pengobatan umumnya dilakukan bila pemeriksaan laboratorium memberikan hasil yang positip serta perlu adanya pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis antibiotik yang paling tepat. Pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas sanitasi, air, produk makanan asal hewan seperti daging, susu segar ataupun produk makanan yang lain, sedangkan tindakan pencegahan dengan imunisasi tidak memberikan hasil yang baik sehingga sementara ini tidak dianjurkan (http://Salmonellosis/Kidhealth.org)

Telur Sumber Bahan Zat Kebal

Telur bisa dikonsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa tanpa memandang agamanya, karena tidak satupun yang melarang umatnya untuk memakan telur. Memakan telur merupakan tindakan yang tidak menyakiti, dengan demikian mengkonsumsi telur kemungkinan besar tidak akan melanggar prinsip animal welfare.
Telur disamping harganya relatif murah jika dibandingkan dengan makanan berprotein hewani lainnya, telur mengandung protein cukup tinggi. Selain itu telur mudah disajikan dan dicerna. Rasanya yang lezat membuat telur di Indonesia digemari sebagian besar orang, mulai dari anak-anak sampai dewasa (Sarwono, 1997). Telur merupakan makanan yang paling aman dari cemaran kuman yang bisa membahayakan manusia, karena telur telah dilindungi oleh cangkangnya yang kuat. Adanya cangkang ini membuat telur mudah disimpan dalam suhu kamar, sebelum pemrosesan lebih lanjut. Disamping itu jumlah imunoglobulin yolk (IgY) atau zat kebal yang bisa dipanen dari kuning telur bisa mencapai setengah liter pada telur-telur ayam yang diproduksi selama satu bulan. Jumlah ini sepuluh kali lipat lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah yang dihasilkan dalam darah (Nakai et al., 1994). Besarnya kandungan zat kebal dalam telur ini, membuat telur dapat diandalkan sebagai pelindung manusia dari serbuan penyakit yang menyengsarakan atau mematikan.


Imunoglobulin Kuning Telur (IgY) Sebagai Bahan Imunoterapi

Teknologi pemurnian imunoglobulin-Y unggas hingga kini belum dimanfaatkan untuk tujuan terapi atau pencegahan, khususnya untuk pemberian kekebalan secara pasif. Para peneliti masih menggunakan imunoglobulin dari mamalia seperti kelinci, mencit putih, tikus, guinea pig dan hewan mamalia besar seperti kuda, kambing, domba, dan sapi. Prosedur produksi antibodi pada hewan tersebut menyebabkan hewan itu mengalami cekaman (stress). Cekaman terjadi saat (1) melakukan imunisasi pada hewan dan (2) pengambilan darah untuk memanen antibodi. Berkenaan dengan animal welfare dan juga efisiensi biaya, penggunaan antibodi dalam telur lebih bisa diterima dibandingkan dengan penggunakan hewan percobaan mamalia (Svendsen et al., 1995).
Penggunaan telur untuk imunoterapi sangat mungkin dilakukan karena antibodi di dalam darah induk ayam dapat ditransfer ke dalam telur dalam jumlah yang cukup banyak. Schade et al., (1996) Melaporkan bahwa vaksinasi pada ayam menghasilkan konsentrasi antibodi spesifik yang sama antara serum dan kuning telur. Konsentrasi Ig Y pada kuning telur kandungannya konstan sampai oosit matang (maturasi), dengan kandungan 10 sampai 20 mg/ml (Carlander, 2002). Biaya produksi imunoglobulin pada telur unggas sangat murah (Warr and Higgins, 1993; Makvandi and Fiuzi, 2002) Pemanfaatan Ig Y yang diisolasi dari telur unggas untuk pengobatan dan pencegahan masih sedikit dan terbatas pada skala laboratorium. Kermani-Arab et al., (2001) melaporkan bahwa Ig Y spesifik terhadap penyakit Marek pada ayam yang sengaja diberikan secara pasif mampu menahan infeksi virus Marek. Efek yang sama terhadap berbagai penyakit misalnya kolibasilosis (Makoto et al., 1998), influenza (Bogoyavlensky et al., 1999), salmonelosis (Yokohama et al., 1998), toxoplasmosis gondii (Hassl et al., 1987) telah dilaporkan. Ig Y juga digunakan untuk melacak adanya antigen permukaan pada penderita hepatitis B ( Makvandi and Fiuzi, 2002)
Telur merupakan sumber Ig Y yang sangat penting disamping itu Ig Y unggas lebih tahan terhadap suhu dan perubahan pH dibandingkan dengan Ig G, serta tidak menyebabkan reaksi silang dengan komponen struktural jaringan mamalia dan sel darah merah mamalia (Larsson et al., 1993). Hal ini memberikan indikasi bahwa penggunaan Ig Y dalam diagnostik immunologi akan menghasilkan reaksi yang lebih spesifik. Hassl et al., (1987) melaporkan bahwa spesifisitas antibodi serum Ig Y ayam yang diimunisasi dengan antigen Toxoplasma gondii lebih tinggi dibandingkan dengan serum antibodi Ig G kelinci yang diimunisasi dengan antigen yang sama. Lebih lanjut, antibodi spesifik (Ig Y) yang ada dalam darah induk ayam, dapat ditransfer secara baik ke dalam telur. Kandungan titer Ig Y dalam darah dan dalam telur tidak nyata berbeda (Larsson et al., 1993). Sehingga telur dapat digunakan sebagai sumber protein hewani dan sebagai pabrik untuk memproduksi antibodi ( van Regenmortel, 1993; Lach, et al., 1986).

Langkah-langkah Memproduksi IgY

Adanya imunoglobulin Y di dalam telur memberikan prospek yang sangat berarti, dalam pemberian kekebalan pasif pada kasus penyakit yang berbahaya (Polson et al., 1980). Prinsip pengebalan adalah pasif, artinya transfer kekebalan terhadap beberapa penyakit dapat dilakukan dengan mengkonsumsi telur yang “dibuat telah mengandung zat kebal” dan dipreparasi secara khusus. Imunoglobulin Y unggas mengenal lebih banyak epitop protein mamalia dibandingkan dengan imunoglobulin kelinci, sehingga cocok untuk percobaan imunologi untuk protein mamalia (Schade et al., 1996). IgY unggas juga dapat diproduksi apabila antigen yang kita gunakan dalam jumlah sedikit atau memerlukan pengawetan tinggi seperti hormon. Tahapan dalam memproduksi Ig Y adalah : ayam divaksinasi melalui otot dada menggunakan antigen sebanyak 50 ml. Antigen itu dicampur dengan Freund adjuvant (zat pelarut antigen) sama banyak. Ayam divaksinasi dengan volume emulsi antigen sebanyak 1 ml/ekor. Vaksinasi diulang dua sampai tiga kali dengan interval waktu dua minggu, selanjutnya ayam divaksinasi setiap satu bulan. Ayam yang digunakan adalah ayam betina yang siap bertelur (Carlander, D. 2001).